Sabrina Asril | Tri Wahono | Kamis, 19 April 2012 | 22:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Komando Daerah Militer Jayakarta sepakat untuk bersatu mengungkap kasus kekerasan geng motor dan menjaga kembali keamanan dan ketertiban di DKI Jakarta.
Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal Waris, bahkan berbicara lantang dan menyatakan pihaknya berada di belakang Polri untuk menumpas geng motor tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Waris, Kamis (19/4/2012), dalam Silaturahmi TNI-Polri di Hotel Sahid, Jakarta.
"Kami semua ada di belakang kalian, jangan takut!" tukas Waris sambil menunjuk ke arah pimpinan Polda Metro Jaya yang hadir.
Ia mengakui bahwa tantangan berat yang tengah dihadapi TNI-Polri adalah persoalan geng motor yang diduga menyeret-nyeret oknum TNI.
Namun, ia optimistis bahwa hubungan TNI-Polri tak akan retak akibat persoalan ini.
Waris pun mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan kepada seluruh pimpinan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara untuk tidak mengacaukan kondisi keamanan Jakarta.
"Sudah saya sampaikan ke angkatannya masing-masing untuk tidak mencoba-coba mengacau keamanan terkait geng motor itu," ujarnya.
Kendati sulit menjaga keamanan di Ibu Kota, Waris menilai seorang pemimpin harus berani dan bermoral membela hak masyarakat kecil.
"Yang diutamakan harus masyarakat kecil," imbuh Waris.
Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, mengungkapkan ada dua tantangan yang belakangan ini harus dihadapi TNI-Polri yakni wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan geng motor.
Terkait dengan persoalan geng motor, Untung dengan tegas mengungkapkan bahwa TNI dan Polri harus berada di satu sisi kendati merupakan dua instansi yang berbeda.
"Dari dulu, TNI dan Polri selalu dipanas-panasi tapi untungnya kita solid, kompak. Terkait geng motor ini, kita dua tubuh satu jiwa," pungkasnya.
Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal Waris, bahkan berbicara lantang dan menyatakan pihaknya berada di belakang Polri untuk menumpas geng motor tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Waris, Kamis (19/4/2012), dalam Silaturahmi TNI-Polri di Hotel Sahid, Jakarta.
"Kami semua ada di belakang kalian, jangan takut!" tukas Waris sambil menunjuk ke arah pimpinan Polda Metro Jaya yang hadir.
Ia mengakui bahwa tantangan berat yang tengah dihadapi TNI-Polri adalah persoalan geng motor yang diduga menyeret-nyeret oknum TNI.
Namun, ia optimistis bahwa hubungan TNI-Polri tak akan retak akibat persoalan ini.
Waris pun mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan kepada seluruh pimpinan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara untuk tidak mengacaukan kondisi keamanan Jakarta.
"Sudah saya sampaikan ke angkatannya masing-masing untuk tidak mencoba-coba mengacau keamanan terkait geng motor itu," ujarnya.
Kendati sulit menjaga keamanan di Ibu Kota, Waris menilai seorang pemimpin harus berani dan bermoral membela hak masyarakat kecil.
"Yang diutamakan harus masyarakat kecil," imbuh Waris.
Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, mengungkapkan ada dua tantangan yang belakangan ini harus dihadapi TNI-Polri yakni wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan geng motor.
Terkait dengan persoalan geng motor, Untung dengan tegas mengungkapkan bahwa TNI dan Polri harus berada di satu sisi kendati merupakan dua instansi yang berbeda.
"Dari dulu, TNI dan Polri selalu dipanas-panasi tapi untungnya kita solid, kompak. Terkait geng motor ini, kita dua tubuh satu jiwa," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment