### Hal seiring Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan Letnan Jenderal TNI (purn) Rais Abin dan Mayor Jenderal TNI (purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang mengajukan uji materi atau judicial review terhadap Pasal 33 ayat 6 UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. ######SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KEMBALI BUNG ABRAHAM LUNGGANA ,SH,MH UNTUK MASA JABATAN 2016-2020 HASIL MUNAS IX PEMUDA PANCA MARGA TANGGAL 7-9 AGUSTUS 2016 ####

Friday, December 26, 2014

Kisah dramatis & lucu Kopassus sergap musuh di belantara Jabar

Reporter : Ramadhian Fadillah Merdeka.com - Usianya sudah 85 tahun, namun tubuhnya masih tegap. Di dada kiri seragam hijaunya, masih tersemat wing terjun dan brevet komando. Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.
"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12). Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan. Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus. KKAD dibentuk atas prakarsa Panglima Teritorium Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang. Tahun 1953 pasukan TNI di Jawa Barat kesulitan menghadapi perlawanan gerilya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Gerilyawan DI/TII sangat ahli bergerak di belantara hutan Jawa Barat. Pasukan reguler TNI kesulitan mengejar mereka. Karena itu Kawilarang menilai perlu ada pasukan khusus yang mampu bergerak dalam unit-unit kecil. Bisa menusuk jauh ke daerah pertahanan lawan dan bertempur dengan efektif terus menerus. Latihan KKAD digelar di Batujajar dan Situ Lembang, Bandung Utara. begitu lulus komando, pasukan baru ini diterjunkan memburu DI/TII di Garut dan Tasikmalaya. Namanya pasukan khusus, penyergapan pun lain dengan pasukan reguler. "Dulu pasukan bergerak pelan-pelan dalam hutan. Ranting atau daun yang diinjak dirapikan kembali, sehingga tak ada bekas pernah dilalui. Pengintaian pun dilakukan dari jarak dekat," kenang Supardi. Dalam sebuah penyergapan, pasukan baret merah ini pernah bersembunyi dekat sekali dengan musuh. Hebatnya, kehadiran mereka sama sekali tak dirasakan patroli DI/TII. "Jaraknya paling hanya lima meter. Saking dekatnya kita bisa rasakan sepatu-sepatu musuh itu seolah hampir menginjak kita yang tiarap. Kita tunggu seluruh patroli musuh melintas, baru disergap dari belakang," jelasnya. Ada cerita unik dari misi penyergapan lain. Saat itu para anggota DI/TII sedang menggelar acara kenduri di markas yang terletak di tepi hutan. Mereka menyembelih kerbau dan membuat sate. Pasukan KKAD yang mengintai dari jarak dekat menunggu sampai sate matang. Setelah tercium aroma sate dan melihat musuh tak siap, mereka langsung merangsek maju. "Langsung kita maju, kita todong. Angkat tangan semua! Mereka menyerah tanpa perlawanan. Kita makan satenya. Pasukan DI/TII yang ditahan melihat kita dengan pandangan kesal karena satenya dimakan. Kita balas pelototi, apa lihat-lihat, " kata Supardi. Selain operasi militer, pendekatan teritorial pun dilakukan TNI. Mereka mengimbau agar sisa-sisa pasukan DI/TII yang masih bertahan segera menyerah. Kunci menghadapi gerilyawan adalah mengambil hati rakyat.

Sunday, December 14, 2014

Pakai Seragam PPM, Panahatan Dikeroyok

Laporan Wartawan Tribun Batam, Zabur Anjasfianto TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Panahatan Simanjuntak (20), babak belur dihajar tiga orang tak dikenal. Insiden ini hanya gara-gara mengenakan pakaian seragam PPM di perumahaan MKGR, Batu Aji, Batam, pukul 05.00 WIB dinihari, Minggu (14/12/2014). Tidak terima atas pengeroyokan itu, Panahatan Simanjuntak yang ditemani Evi Sanjaya dan Nazara, rekan sesama anggota PPM, langsung melaporkan ke Polsek Batu Aji.
Evi Sanjaya salah satu rekan Panahatan Simanjuntak mengatakan kalau temannya itu dikeroyok pelaku yang sedang nongkrong sambil minum di warung pinggir jalan. Saat itu Panahatan ditunjuk warga untuk melakukan patroli geng motor yang selama ini menganggu ketentraman masyarakat. Namun, karena sudah larut malam dan tempat kosnya sudah tutup atau tidak ada yang membuka pintu. Panahatan pun memilih datang ke rumah temannya. Saat sedang jalan menggunakan motor itu, langsung diejek tiga orang pelaku tersebut. Bahkan, pelaku sempat mengatakan jangan sok dan banyak gaya mengenakan seragam PPM. Pelaku menyebutkan seragam tersebut tak ada gunanya. Mendengar ejekan itu Panahatan, mencoba kendalikan emosinya dan tidak mau terpancing. Karena tidak tahan terus di ejek-ejek, Panahatan pun langsung keluar dari tempat kos temannya. "Dia (Panahatan), awalnya patroli mengamankan agar tidak ada geng motor. Setelah selesai, Panahatan nginap di rumah temannya." "Saat baru masuk komplek ruli itu. Pelaku langsung mengejek Panahatan yang nongkrong sambil main gitar itu," kata Evi saat mendampingi Panahatan di periksa polisi.

Thursday, December 11, 2014

Bangkai Kapal Selam Nazi Jerman Ditemukan di Laut Jawa

Reporter : Eko | Kamis, 11 Desember 2014 Dream - Pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menemukan bangkai kapal selam milik Nazi Jerman di Laut Jawa. Kapal selam berjenis Unterseeboot atau U-Boat itu hadir di Indonesia untuk membantu Jepang yang pernah Tanah Air pada Perang Dunia II.
Menurut Mayor Yudo Ponco, kapal selam itu berada di perairan Karimun Jawa. Tim Kopaska telah melakukan penjelajahan dan penyelaman di lokasi bangkai kapal yang terletak di utara Karimun itu pada 30 Mei 2014. “Panjang bangkai kapal hanya tersisa 30 meter di kedalaman 25 meter Laut Jawa,” ujar Yudo di Kantor Kementerian Koordinator Maritim, Jakarta Pusat, Kamis 11 Desember 2014. Kapal itu memang hanya tinggal separuh saja. Sebab, banyak bagian bangkai kapal itu telah dicuri. Selain badan kapal, Tim ekspedisi juga menemukan banyak botol yang diduga sebagai tempat wine, parfum, dan botol sake. Yudo mengatakan, kapal selam tersebut beroperasi di Indonesia karena dimintai oleh Jepang untuk membantu menghadapi pasukan Sekutu pada Desember 1942. Diduga, riwayat kapal itu tamat karena ditorpedo oleh pasukan Sekutu. “U-Boat memang ada di Jakarta, Surabaya, dan Penang. Yang meminta adalah Jepang sebagai sekutu,” ungkap Yudo di hadapan Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo. Dia menambahkan, kapal pertama yang diberikan Jerman kepada Jepang adalah U-511. Sementara U-168 diarahkan ke Surabaya saat perjalanan terakhirnya. Namun belum dapat dipastikan apakah bangkai yang ditemukan itu merupakan U-168. “Cuma temuan dari logo di piring segala macam mengarah ke U-168 karena ada tulisan logo Jerman tahun 1938,” tutur Yudo. U-Boat merupakan kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Puluhan kapal dagang dan kapal perang Sekutu telah banyak ditenggelamkan oleh kapal selam ini. Sementara, tim dari Pusat Arkeologi Nasional sudah melakukan penelitian terkait penemuan ini pada 4 November lalu dengan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta. Kini sejumlah barang yang ditemukan telah diangkat untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula. “Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini,” kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional, Bambang Budi Utomo. (Sumber: Merdeka.com)

Tuesday, December 09, 2014

Pemerintah tetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara

Merdeka.com - Kementerian Pertahanan Indonesia bakal mencanangkan Gerakan Bela Negara secara nasional. Hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2006 tentang Hari Bela Negara.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Timbul Siahan mengatakan pihaknya akan menetapkan Hari Bela Negara pada 19 Desember 2014. "Upacara peringatan Hari Bela Negara di tingkat pusat rencananya diselenggarakan di Lapangan Silang Monas Jakarta dan langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo yang sekaligus bertindak selaku inspektur Upacara," kata Dirjen Potensi Pertahanan Timbul Siahan saat Konferensi Pers 'Pencanangan Gerakan Nasional Bela Negara' di Kemenhan, Jakarta, Selasa (9/12). Menurut Timbul, peringatan bela negara yang akan diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengenang berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 19 Desember 1958 di Sumatera Barat. "Peringatan Hari Bela Negara tahun 2014 ini sudah diawali sejak bulan November dengan mengadakan kegiatan donor darah di tingkat pusat. Sedangkan di daerah dilaksanakan 9 Desember 2014," ujarnya. Dia juga berharap dalam upacara peringatan Hari Bela Negara bisa mendapatkan penghargaan museum rekor Indonesia lantaran adanya pengibaran bendera Merah Putih sebesar 2.250 meter kubik. "Akan digelar juga Gebyar Tarian Nusantara dari anggota Pramuka DKI Jakarta sebanyak 500 orang, terjun payung dan Paramotor," jelasnya. [ian]

Saturday, December 06, 2014

Kapten Hendra Kho, Masuk TNI Terinspirasi Kakek

Tionghoa dan Militer Indonesia Sudrajat - detikNews Jakarta - Dengan kulit kuning mulus, wajah tampan, mata sipit, dan tinggi badan 180 senti meter, Hendra Kho sebetulnya layak menjadi aktor laga seperti Willy Dozan atau Andy Lau. Tapi dunia militer justru lebih menggoda batinnya. Selepas meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Trisakti, 2007, ia pun melamar ke TNI Angkatan Udara.
“Sejak kecil saya memang kepingin jadi tentara. Mungkin saya kepengaruh kakek, Kho Bak Tjoa, yang menjadi pejuang '45 di Riau. Beliau dapet Bintang Gerilya dari Presiden,” kata Hendra kepada Detik di sela-sela acara bedah buku 'Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran' karya Iwan Santosa di Gedung Joang 45, Kamis (4/12) petang. Hendra yang kini ia bertugas di Bravo 90 TNI-AU, Bogor, berharap generasi muda Tionghoa di Indonesia tak sungkan masuk TNI. Dirinya telah membuktikan selama tujuh tahun berkarir tak pernah merasa ada sikap dan perlakuan diskriminatif dari teman-teman maupun atasannya. Hendra juga menepis anggapan bahwa keturunan Tionghoa yang menjadi anggota TNI pangkatnya akan mentok di Kolonel. “Itu mitos, ada kok yang bisa jadi jenderal. Di TNI itu yang dihitung kompetensi, dedikasi, dan loyalitasnya. Bukan asal-usul etnis atau kesukuannya,” kata putra dari Djoni Kho dan Tjoa Ngang Heng itu. Ia berharap, para orang tua agar memberikan dukungan penuh bila ada anak-anaknya yang bercita-cita ingin menjadi militer. “Ke depan, kalau kita mau mengabdi tak cuma di bidang ekonomi dan politik. Dunia militer terbuka lebar kok,” cetusnya. Dari 256 orang lulusan perwira, Hendra tercatat menduduki peringkat ke-32. Dari 72 siswa matra udara, dia berada di urutan ketujuh dari 10 siswa terbaik. Selanjutnya, Hendra ditempatkan di Korps Pasukan Khas (Pasukan Komando) TNI Angkatan Udara. Hendra pernah mendapat anugerah tiga tanda jasa, yakni Dharma Nusa, Wira Dharma, serta Wira Nusa. Sebelum di Bravo 90, dia pernah menjabat Kepala Hukum Pusat Pendidikan dan Latihan Paskhas TNI AU di Bandung. Sejak Oktober tahun lalu, dia meraih pangkat kapten.

Saturday, November 22, 2014

22-11-1963: Misteri Kematian Presiden AS John F Kennedy

By Elin Yunita Kristanti Liputan6.com, Dallas - John F Kennedy tak pernah menyangka, Jumat 22 November 1963 pukul 12.30 waktu Dallas, Texas akan menjadi saat terakhirnya. Dari mobil kap terbuka yang membawanya, Presiden Amerika Serikat itu sibuk melambaikan tangannya, tersenyum lebar ke arah warga yang berkerumun menyambutnya. Sesekali ia mengelap keringat yang mengucur di dahi. Lalu terjadilah tragedi itu. Tiga peluru -- ada yang bilang 4 -- menerjang tenggorokan dan kepala Kennedy. Yang pertama mengenai bagian tenggorokan. Jackie Kennedy sontak panik. "Jack, Jack apa telah mereka lakukan padamu," desak dia. Kemudian, dua tembakan menyusul. Mengenai bagian kepala. Memecahkannya. Jackie lalu memanjat bagian belakang mobil untuk mengumpulkan pecahan tengkorak suaminya itu.
Warga yang berkumpul di sekitar mobil kap terbuka yang membawa rombongan VVIP langsung tiarap dan berteriak saat mendengar suara tembakan. Lainnya berlari mengejar kendaraan Kennedy, mencari tahu apa yang terjadi. Seorang agen dinas rahasia AS (Secret Service), Clint Hill yang bertugas melindungi Sang Ibu Negara menceritakan saat-saat mengerikan setelah insiden pembunuhan terjadi. Saat itu ia mengaku berniat menjadikan tubuhnya sebagai perisai hidup Kennedy, dengan memanjat bagian belakang mobil. Namun terlambat, pecahan tengkorak Sang Presiden mengenai kemejanya. Saat ia bergerak ke arah Jackie Kennedy, ia melihat reaksi perempuan itu. "Matanya dipenuhi teror," ungkap dia, seperti dimuat Daily Mail. "Ia berusaha menggapai sesuatu. Berusaha meraih bagian tubuh presiden yang tercecer." Presiden Kennedy yang bersimbah darah dilarikan ke Parkland Hospital. Di mana para dokter berusaha sekuat tenaga menyelamatkannya di sebuah kamar operasi unit gawat darurat (UGD). Namun, terlambat. Hill masih ingat, mata Nyonya Kennedy yang kosong, tak ada cahaya di sana. Terutama ketika dokter menghampiri mereka, dengan raut muka penyesalan. Jackie kemudian berlari ke tubuh suaminya yang sudah tak bernyawa. Setelah itu Ibu Negara tersebut memotong rambut suaminya dengan penuh cinta, memakai gunting yang dibawa agen rahasia. Gunting itu kemudian berlumuran darah.

Tuesday, November 11, 2014

Dibuatkan Tugu Patungnya, Ayah Menhan Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Elza Astari Retaduari - detikNews Jakarta - Ayah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Mayjen (Purn) Musanif Ryacudu diabadikan sosoknya di tanah kelahirannya di Way Kanan, Lampung. Patung monumen Mayjen Ryacudu yang tinggi berdiri dibangun dan berdiri kokoh tak jauh dari kompleks Pemkab.
Masyarakat Sumsel dan Lampung sangat menghormati Mayjen Ryacudu yang merupakan pejuang kemerdekaan. Ia lahir di Mesir Ilir Bahuga, Way Kanan pada 28 Februari 1924 dan wafat pada tahun 1987 serta dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. "Kami atas nama Pemkab dan masyarakat Way Kanan mengusulkan Mayjen TNI Anumerta Musanif Ryacudu bukan hanya menjadi pahlawan daerah tapi juga pantas mendapat penghargaan menjadi Pahlawan Nasional," ujar Bupati Way Kanan Bustami Zainudin dalam acara Napak Tilas Mayjen Ryacudu di kompleks Pemkab Way Kanan, Minggu (9/11/2014). Permintaan tersebut menurut Bustami dilakukan karena semasa hidupnya, Mayjen Ryacudu telah memimpin dan berperang membela bangsa dan negara dengan melakukan tindakan kepahlawanan. Ryacudu disebut menghasilkan prestasi karya yang luar biasa bagi kemerdekaan, pembangunan serta kemajuan bangsa dan negara. Ryamizard sendiri mengaku tidak mengetahui perihal pembuatan patung sosok ayahnya. Ia pun mengaku tidak ikut-ikut terkait permintaan masyarakat daerah yang menginginkan ayahnya dijadikan sebagai Pahlawan Nasional. "Saya enggak ikut-ikut, keluarga tidak pernah ikut-ikut. Yang dibuat ada monumen bapak saya, itu saya juga tidak tahu, tidak ngurus. (Tahu-tahu) sudah ada. Semuanya adalah Pemda dan orang sana karena dulu di Lampung kan yang terkenal cuma 2, satu Pak Alamsyah, satu bapak saya," kata Ryamizard di Wisma Kemhan di Jl Bali, Bandung, Minggu (9/11/2014) malam. Meski ayahnya saat berperang lebih banyak bergerilya di luar Sumsel, warga setempat menurut Ryamizard tak asing dengan sosok Mayjen Ryacudu. Menurut Mantan KSAD itu, ayahnya dijadikan ikon putera daerah "Dia orang sana. Jadi tahu semua, Bapak saya dijadikan ikon lah. Jalan jembatan Ampera saja nama Bapak saya, itu sudah belasan tahun lalu, Jalan Musafi Ryacudu sudah sejak tahun 1990, sejak dulu, saat saya belum jadi apa-apa. Nama Ryacudu dijadikan nama RS, sudah lama," jelas Ryamizard. "Mereka juga rindu. Di daerahnya harus ada ikon-nya, dibuatlah itu. Kebetulan saja saya jadi KSAD, jadi Menhan, enggak ada hubungannya sebetulnya," imbuhnya. Mayjen Ryacudu merupakan pejuang kemerdekaan yang membantu operasi pembebasan Irian Barat. Ia mempertahankan kemederdekaan dari Agresi Militer Belanda di berbagai daerah dan sering keluar masuk hutan karena dikejar dan mengejar kolonial Belanda. Bahkan Ryacudu sempat hampir terbunuh dalam usahanya menumpas penjajahan saat tertembak oleh Belanda di bagian paru-parunya. Perwira Tinggi Sepri KSAD pada tahun 1970 itu pun turut serta dalam operasi Penumpasan DI/TII, penumpaan PRIII/Permesta dan saat diterjunkan di Kalimantan, ia turun pada Operasi Dwikora saat Presiden Soekarno memutuskan perang melawan Malaysia.

Monday, November 10, 2014

Veteran Perang di Papua minta bantuan raskin ke pemerintah

Puluhan veteran Kota Jayapura memanfaatkan momentum Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2014 dengan menggelar dialog dengan Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano usai upacara Hari Pahlawan di Lapangan Apel Wali Kota, Senin (10/11). Demikian dikutip antara. Dalam dialog, puluhan veteran meminta pemerintah membangun rumah layak huni dan kantor bersama serta permintaan bantuan lainnya. "Kami butuh juga kantor bersama," kata salah satu veteran Jayapura, Sefnat Mambrasar. Lelaki yang bekerja sebagai nelayan itu berharap pemerintah kota membantu membeli motor tempel. "Saya harapkan juga bapak wali kota memberikan saya motor tempel, supaya saya bisa cari ikan lebih jauh lagi," ujarnya. Veteran lainnya, Persikila Wanda Imbiri meminta bantuan beras miskin (raskin) agar terlihat nyata bantuan pemerintah. "Kami berharap jangan hanya janji, beri kami beras raskin," katanya. Menanggapi permintaan tersebut Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano berjanji akan memperhatikan permintaan dari veteran tersebut sesuai dengan kemampuan pemerintah. "Mereka ini kan berjasa besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka kita juga harus menghormati akan jasa-jasa mereka itu," ujarnya. Apa yang mereka (Veteran) sampaikan, katanya, menjadi perhatian pemerintah kota, baik itu rumah layak, kantor dan juga raskin. "Saya akan konsultasi ke pemerintah pusat dan bapak gubernur, tentu akan diberikan sesuai kemampuan keuangan pemerintah," ujarnya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan memperhatikan dan memprioritaskan veteran untuk pemberian raskin. "Saya akan koordinasi ke Bappeda sebagai penyelenggara raskin kota untuk prioritaskan veteran dan nama mereka masuk dalam penerima raskin di Kota Jayapura," ujarnya. Mantan Kepala Distrik Abepura itu meminta ketua veteran untuk mendata secara baik para veteran yang ada dikota yang berjumlah kurang lebih 300 orang itu. "Harus didata secara baik, apakah ada yang pindah, atau sudah meninggal harus didata," ujarnya. [ian]">Merdeka.com - Sebanyak 30 lebih veteran di Kota Jayapura, Papua, meminta perhatian pemerintah setempat berupa rumah layak huni, bantuan beras miskin (raskin), motor tempel serta mengupayakan kantor bersama bagi veteran. Puluhan veteran Kota Jayapura memanfaatkan momentum Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2014 dengan menggelar dialog dengan Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano usai upacara Hari Pahlawan di Lapangan Apel Wali Kota, Senin (10/11). Demikian dikutip antara. Dalam dialog, puluhan veteran meminta pemerintah membangun rumah layak huni dan kantor bersama serta permintaan bantuan lainnya. "Kami butuh juga kantor bersama," kata salah satu veteran Jayapura, Sefnat Mambrasar. Lelaki yang bekerja sebagai nelayan itu berharap pemerintah kota membantu membeli motor tempel. "Saya harapkan juga bapak wali kota memberikan saya motor tempel, supaya saya bisa cari ikan lebih jauh lagi," ujarnya. Veteran lainnya, Persikila Wanda Imbiri meminta bantuan beras miskin (raskin) agar terlihat nyata bantuan pemerintah. "Kami berharap jangan hanya janji, beri kami beras raskin," katanya. Menanggapi permintaan tersebut Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano berjanji akan memperhatikan permintaan dari veteran tersebut sesuai dengan kemampuan pemerintah. "Mereka ini kan berjasa besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka kita juga harus menghormati akan jasa-jasa mereka itu," ujarnya. Apa yang mereka (Veteran) sampaikan, katanya, menjadi perhatian pemerintah kota, baik itu rumah layak, kantor dan juga raskin. "Saya akan konsultasi ke pemerintah pusat dan bapak gubernur, tentu akan diberikan sesuai kemampuan keuangan pemerintah," ujarnya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan memperhatikan dan memprioritaskan veteran untuk pemberian raskin. "Saya akan koordinasi ke Bappeda sebagai penyelenggara raskin kota untuk prioritaskan veteran dan nama mereka masuk dalam penerima raskin di Kota Jayapura," ujarnya. Mantan Kepala Distrik Abepura itu meminta ketua veteran untuk mendata secara baik para veteran yang ada dikota yang berjumlah kurang lebih 300 orang itu. "Harus didata secara baik, apakah ada yang pindah, atau sudah meninggal harus didata," ujarnya. [ian]

Minim perhatian, ratusan legiun veteran di Semarang hidup miskin

Merdeka.com - Momentum peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, Senin (10/11), tidak banyak dirayakan oleh para pejuang veteran di Semarang, Jawa Tengah. Sebab, perhatian dari pemerintah yang terbilang sangat minim, membuat hidup mereka serba pas-pasan.
Ketua Legiun Veteran di Semarang, Suhartono, mengatakan, organisasinya selama ini mencatat ada hampir 1.000 orang pejuang veteran tinggal di Semarang. Namun sayangnya, dari jumlah sebanyak itu hanya sekitar 600 orang masih hidup. Sedangkan, sisanya telah meninggal dunia. "Tapi, rata-rata mereka hidupnya pas-pasan dan berada dalam golongan masyarakat menengah ke bawah. Hanya satu hingga dua orang saja hidupnya layak," ujar Suhartono, kepada wartawan, di Semarang Jawa Tengah. Saking miskinnya, tak sedikit pejuang veteran yang memilih menumpang di rumah sanak saudara. "Jumlahnya bisa dihitung dengan jari pejuang yang bisa hidup layak. Karena sekarang, mayoritas hidupnya menjadi satu di rumah saudaranya," imbuh Suhartono. Lebih lanjut, Suhartono mengungkapkan, rata-rata legiun veteran yang ada di Ibu Kota Jateng pada zaman kemerdekaan, sempat membantu Indonesia saat perang Trikora di Irian Jaya (sekarang bernama Papua). Tak hanya itu saja, sebagian pejuang lainnya juga dikirim untuk membantu Indonesia dalam perang Dwikora ketika berkonfrontasi dengan Malaysia. "Tapi, perhatian pemerintah pusat buat mereka sangat minim. Setiap pejuang yang meninggal dunia hanya diberikan tanda jasa dan sedikit uang," katanya. Pemerintah, hanya menancapkan bambu runcing dengan bendera merah putih di setiap makam legiun veteran yang wafat. Bila bintang jasanya tinggi, maka pejuang bisa dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP). Namun, jika jasanya hanya dianggap biasa saja, maka jenazah pejuang hanya dimakamkan di tempat pemakaman umum. Suhartono berharap, pemerintah era Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla ke depan bisa memberikan perhatian lebih kepada legiun veteran yang hidupnya pas-pasan. [hhw] FOLLOW

Friday, November 07, 2014

Sukarni Kartowirjo, Sosok Penting di Balik Sejarah Teks Proklamasi RI

Hardani Triyoga - detikNews Jakarta - Sukarni Kartodiwirjo menjadi salah seorang tokoh pejuang dari Jawa Timur yang mendapat penghargaan gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo. Pria kelahiran Blitar ini punya peran penting di balik sejarah proses pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI.
Saat prosesnya, Sukarni adalah sosok yang mewakili kelompok muda agar pasangan Soekarno-Hatta secepatnya memproklamasikan kemerdekaan negara pada 17 Agustus 1945. Dia tidak menginginkan pasangan itu terlalu berpikir lama menyatakan kemerdekaan negara. Sejarah ini yang membuat kelompok pemuda harus melakukan ‘penculikan’ terhadap kedua pemimpin itu ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Sosoknya sejak kecil digambarkan sebagai orang yang membenci Belanda. Lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916, Sukarni punya catatan gemar berkelahi dengan anak-anak Belanda. Hal ini dilakukannya hampir setiap hari. Pola pikir membenci Belanda ini karena tertanam oleh gurunya yang juga tokoh pergerakan Indonesia saat itu, Mohammad Anwar. Dengan pola pikir yang tertanam seperti itu, tidak mengherankan kalau Sukarni kelak menjadi remaja kritis dan punya nasionalisme yan tinggi. Saat usia 14 tahun, dia sudah bergabung dengan organisasi perhimpunan Indonesia Muda. Sejak itulah, sikap pejuang, kritis, dan tanpa kompromi semakin muncul. Sampai ketika Sukarni didaulat menjadi Keetua Pengurus Besar Indonesia Muda. Saat itu Sukarni baru berusia 20 tahun Menjadi pimpinan kumpulan anak muda yang kritis, Sukarni menjadi incaran pemerintahan kolonial Belanda untuk ditangkap. Namun, dalam usaha penangkapan itu, dia berhasil melarikan diri hingga beberapa tahun ke depan. Tapi, beberapa tahun kemudian Sukarni tertangkap di Balikpapan, Kalimantan Timur. Begitu Jepang coba mengambil alih Indonesia, Sukarni dan beberapa temannya malah dibebaskan. Di era jajahan Jepang, Sukarni sempat bekerja di kantor berita Antara. Kemudian, takdir juga mempertemukan Sukarni dengan Tan Malaka di masa jajahan Jepang. Sosok Tan Malaka ini yang membuatnya semakin berevolusioner terhadap perjuangan bangsa. Pertemuan ini juga menjadi cikal awal berdirinya Partai Murba. Sukarni juga didaulat menjadi Ketua Umum. Hubungan antara Sukarni dengan Tan Malaka semakin erat ketika kedudukan pusat pemerintahan RI berada di Yogyakarta. Hubungan ini dibuktikan ketika Sukarni menjabat sebagai Sekjen Persatuan Perjuangan (PP) di bawah ketua Tan Malaka. Karena sikapnya yang berani, Sukarni sempat dijebloskan ke penjara pada 1946 di Madiun. Dalam riwayat hidupnya, Sukarni juga pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok pada 1961.Dia juga pernah ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1967. Tokoh yang pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputra ini wafat pada tanggal 7 Mei 1971.

Sunday, November 02, 2014

Kisah AK Gani, sang penyelundup penyelamat Republik Indonesia

Reporter : Ramadhian Fadillah Merdeka.com - Presiden Jokowi telah melantik kabinet Kerja. Menteri-menterinya pun mengaku siap kerja, kerja, kerja dan menjauhi korupsi. Ada cerita menarik tentang sosok Adnan Kapau Gani yang sering dipanggil AK Gani. Aksi-aksi penyelundupan yang dilakukan AK Gani telah menyelamatkan Indonesia dari embargo Belanda di awal kemerdekaan.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bukan berarti situasi langsung enak. Belanda berniat kembali lagi menguasai Indonesia. Lewat Agresi Militer, mereka menguasai sebagian besar Pulau Jawa, Sumatera dan wilayah lain. Ibukota RI terpaksa dipindah ke Yogya. Belanda memblokade seluruh pelabuhan dan lapangan udara. Mereka ingin membuat ekonomi Republik muda ini hancur dan kelaparan. Tapi aksi berani AK Gani dan sejumlah orang-orang berani lain berani menembus blokade militer Belanda. Risikonya sangat besar, pesawat atau kapal yang coba melewati blokade akan langsung ditembak jatuh atau ditenggelamkan. Paling ringan ditangkap dan seluruh muatan yang berharga disita Belanda. Pertama, Gani menyelundupkan minyak-minyak mentah, dan hasilnya digunakan untuk membiayai birokrasi pemerintahan, termasuk melengkapi senjata militer. Tujuannya buat berjaga-jaga, bersiap menghadapi kemungkinan Belanda menyerang lagi. Berkat Gani militer Indonesia kala itu memiliki seragam dan senjata, hasil selundupan. Tak cuma itu, Gani juga menyelundupkan aneka hasil bumi ke Singapura. Bahan mentah seperti karet, kemudian ditukar amuninisi, tekstil dan obat-obatan. Dia juga yang membawa emas dan perak sumbangan dari rakyat Indonesia ke luar negeri untuk kemudian ditukar dengan bahan makanan dan senjata. "Orang yang menyelundupkan perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah Dr AK Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," puji Soekarno dalam biografinya, Penyambung Lidah Rakyat. Aksi AK Gani membuat Belanda yang memblokade Indonesia kesal setengah mati. Putra Sumatera Barat yang akhirnya menetap di Palembang ini juga pernah menjabat wakil perdana menteri pada kabinet Amir Sjarifuddin. Lalu menjadi menteri pertanian tahun 1946 hingga 1948. Gani sempat menjadi Rektor Universitas Sriwijaya tahun 1954. Dia tetap tinggal di Palembang hingga meninggal dunia 3 Desember 1968. Almarhum mantan Ketua MPR Taufik Kiemas selalu menganggap AK Gani sebagai guru politiknya. Atas jasa-jasanya AK Gani diangkat menjadi pahlawan nasional.

Sunday, October 26, 2014

Daftar Menteri Kabinet Kerja Jokowi

Pengumuman pejabat Menteri Kabinet Kerja : 1. Menteri Sekretaris Negara: Praktino 2. Kepala Bappenas: Adrinof Chaniago 3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indrayono Soesilo 4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan 5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti 6. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said 7. Menteri Pariwisata: Arief Yahya 8. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM: Tedjo Edhy Purdijatno 9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo 10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi 11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu 12. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laoly 13. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara 14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi 15. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofyan Djalil 16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro 17. Menteri BUMN: Rini Soemarno 18. Menteri Koperasi dan UKM: AAGN Puspayoga 19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin 20. Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel 21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman 22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri 23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadi Mulyono 24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya 25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Mursyidan Baldan 26. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani 27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin 28. Menteri Kesehatan: Nila F. Moeloek 29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa 30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohanan Yambise 31. Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan 32. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M. Nasir 33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi 34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Ja'far

Saturday, October 25, 2014

Danjen Kopassus Doni Monardo Enam Kali Gantikan Agus Sutomo

Syamsul Anwar Khoemaeni - Okezone JAKARTA - Mayjen TNI Doni Monardo resmi menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus menggantikan Mayjen Agus Sutomo. Serah terima jabatan dilakukan, Jumat (24/10/2014) di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Sebelum menjabat Danjen Kopassus, Doni menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Lucunya, ternyata, Doni selalu mengikuti jejak Agus Sutomo. "Pak doni sudah keenam kalinya menggantikan saya, sejak jadi wakil asisten operasi paspampres sampai paspampres, dan Danjen Kopassus," ujar Agus Sutomo. Menurut Agus, Doni sudah hafal betul kondisi Kopasus saat ini. "Kopasus aset negara, semoga makin bisa dicintai rakyat," imbuh Agus. Sementara itu, Doni mengatakan, akan meningkatkan profesionalisme Kopasus. "Saya konsolidasikan dulu dengan pak Agus, agar saya bisa melanjutkan apa yang harus dilanjutkan," ujarnya. Mayjen Doni merupakan lulusan Akmil 1985 dan dikenal akan pengalamannya dalam bidang infanteri. Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998. Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya. Pada tahun 1999 hingga 2001 ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali. Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan. Pada tahun 2005 sampai dengan 2006 Doni ditugaskan di Aceh. Kemudian pada tahun 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. (ugo)

Saturday, October 18, 2014

Warga Long Apari: Jika Indonesia Terus Kucilkan, Kami akan Pasang Bendera Malaysia

Tribunnews.com, Mahakam Ulu – Sepuluh desa di Kecamatan Long Apari, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim), mengancam akan bergabung dengan Negara Malaysia. Pasalnya, sepuluh desa yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia itu, merasa dikucilkan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim maupun Pemerintah Pusat.
Dikatakan Batoq Laga, Kepala Desa Long Penaneh I, Long Apari, masyarakat Long Apari tidak pernah mendapat keadilan dari pemerintah Indonesia. Sehingga, dalam waktu dekat pihaknya akan memasang bendera Malaysia di Kecamatan Long Apari. “Kami akan memasang bendera Malaysia, jika kami terus dikucilkan oleh Pemerintah Indonesia. Kami tidak pernah diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia, jangankan insfratruktur, komunikasi saja kami tidak bisa. Kami punya HP, tapi gunanya hanya untuk pamer, dan mendengar lagu,” kata dia, (17/10/2014). Dijelaskan Batoq, perekonomian di Long Apari tidak berputar. Batoq juga mengeluhkan masalah bahan pangan di Long Apari. Menurut dia, satu karung beras seberat 25 Kg, dibandrol seharga Rp 600 ribu. “Beras sudah Rp 600 ribu, bensin sudah Rp 25 ribu. Semua serba mahal, semua karena insfratruktur yang menghambat perekomian kami,” ujarnya. Karena keterbatasan itu, semua Kepala Desa di Kecamatan Long Apari, berulang kali meminta keadilan dari Pemerintah. Tidak hanya Pemerintah Provinsi Kaltim, tapi juga Pemerintah Indonesia. “Kami sudah ke mana-mana, mulai dari pembicaraan dengan Pemprov Kaltim hingga ke Pemerintah Pusat. Tapi hasilnya nihil, kami masih saja dikucilkan,” ketusnya. Sehingga, kata dia, jika Pemerintah Indonesia tidak memberi keadilan dan kesejahteraan, dipastikan 10 desa di Kecamatan Long Apari akan memasang Bendera Malaysia. “Terutama di salah satu tower yang dibangun pemerintah, ada tower tapi tidak ada fungsinya. Tower telekomunikasi dibangun sejak tahun 2012, tapi hingga sekarang, Hp kami tidak bisa dipakai menelpon. Jika kami bergabung dengan Malaysia, pasti bukan hanya telekomunikasi saja yang akan dipasang, tapi insfrastruktur pun akan lancar, selancar perekonomian Malaysia,” pungkasnya.

Thursday, October 16, 2014

Siapa Andika Perkasa, Komandan Paspampres Jokowi?

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko resmi mengangkat Brigadir Jenderal Muhammad Andika Perkasa sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden yang baru. Dia menggantikan Mayor Jenderal Doni Munardo yang diangkat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus. (Baca: Menantu Hendropriyono Jadi Danpaspamres Jokowi)
Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Mahmud Hendropriyono ini resmi bertugas pada 23 Oktober 2014, tiga hari setelah pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia 2014-2019. Dia mengemban jabatan itu setelah Moeldoko menerbitkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/760/X/2014 tertanggal 14 Oktober 2014. (Baca:Jokowi Dilantik, Pendukung Dilarang Konvoi) Andika merupakan lulusan Akademi Militer, Magelang, pada 1987. Sejak lulus dari Akmil, Andika lebih banyak ditugaskan di jajaran Kopassus. Dia juga pernah bertugas di Komando Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan Sekretaris Pribadi Kepala Staf Umum TNI. Andika juga pernah menjabat Komandan Resimen Induk Komando Daerah Militer Jaya dan Komandan Komando Resor Militer 023/Kawal Samudera, Sibolga, Sumatera Utara, pada 2012. Karier Andika meroket hingga akhirnya menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AD pada 2013. Selain karier militer yang cemerlang, Andika dikenal cakap di bidang akademik. Dia sempat melanjutkan studi di Harvard University untuk jenjang magister. Lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat pada 2000 ini menyabet gelar doktoralnya di George Washington University. Andika akan resmi menyandang dua bintang, mayor jenderal, di pundaknya saat dilantik menjadi komandan pasukan pengamanan Jokowi, pejabat nomor satu di Indonesia selama lima tahun mendatang. (Baca:Kapolri: Polisi Siap Amankan Arak-arakan Jokowi) RAYMUNDUS RIKANG

Wednesday, October 08, 2014

Xanana Ingin Timor Leste Balik ke Indonesia

Soeprayitno SURABAYA - SINDONEWS.COM >>> Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao memberikan pernyataan mengejutkan saat menghadiri HUT ke-69 TNI di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 7 Oktober 2014. Tokoh kemerdekaan Timor Leste ini mengatakan negaranya siap bergabung dengan Indonesia. "Timor Leste harus bergabung dengan Indonesia. Kami butuh pemimpin baru," ujar Xanana di Surabaya, Selasa 7 Oktober 2014. Hal itu dikatakannya kepada wartawan yang meminta konfirmasi mengenai isu keinginan Timor Leste kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mantan gerilyawan ini juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah mengundangnya untuk menghadiri HUT TNI. Xanana juga memuji persenjataan TNI yang dinilainya berkembang pesat selama dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas undangan dan kerja samanya selama ini. Saya juga perlu ucapkan Dirgahayu TNI,” ungkap Xanana. Negara Timor Leste terbentuk pada tahun 2002. Negara ini sebelumnya salah satu provinsi di Indonesia dengan nama Timor Timur. Timor Timur berubah menjadi Timor Leste setelah melalui proses referendum kemerdekaan pada tahun 1999. Referendum itu di bawah pengawasan langsung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (dam)

Sunday, September 14, 2014

Ironi Veteran '45 Indonesia Jadi Tukang Timbang di Hari Tua

Reporter : Eko | Minggu, 14 September 2014 09:39 Emin Dudung, veteran Indonesia menjajakan jasa timbang berat badan di Bandung. "Pak Emin duduk sambil menawarkan jasa timbang badan dengan tarif seikhlasnya untuk sesuap nasi," tulis @vanessagaspersz.
Dream - Rabu siang itu, Nadia Nurul Fauzia tertegun. Siswi sebuah SMU di Bandung itu berjumpa dengan seorang kakek renta yang membawa timbangan. Kakek itu berkeliling menawarkan jasa untuk menimbang berat badan warga di jalanan, dari rumah ke rumah. "Orang pasti mikir ngapain nimbang, orang punya timbangan di rumah," kisah Nadia lewat akun Facebook Nadiah Nurul Fauziah, Kamis yang lalu. Kondisi kakek berkepala plontos itu memang terlihat memprihatinkan. Sebuah perban terbalut di mata sebelah kiri. Berada di balik kaca mata usangnya. Nadia mengaku terenyuh dengan apa yang dilihatnya. Dia sempat berniat menimbang badannya pada kakek renta itu. Namun keinginan itu urung terwujud karena takut terlambat masuk pelajaran sekolah berikutnya. DItambah lagi dirinya tak membawa uang sepeser pun kala itu. "Saya sebenernya kasihan banget, sumpah soalnya udah tua renta gitu kalau kerja juga kerja apa. Tapi pas waktu itu saya enggak bawa uang sama sekali di saku," tambah dia. Sesampai rumah, Nadia terus kepikiran nasib kakek tersebut. Dia ceritakan kakek itu kepada ibunya. Karena tergoda rasa penasaran, Nadia berselancar di dunia maya untuk menemukan latar belakang sang kakek. Barang kali ada yang pernah menulis kakek itu. Dan ternyata, usahanya berhasil. Nadia menemukan sedikit identitas kakek penjaja jasa timbang berat badan itu di sebuah akun www.ask.fm. Ada fotonya pula. "Namanya Pak Emin Dudung, mantan pejuang angkatan 45 (tertulis di kartu anggotanya veteran)," demikian informasi yang diperoleh Nadia dari akun @vanessagaspersz. "Ia hanya mencari uang di sebuah kawasan ramai pengunjung di Bandung. Pak Emin duduk sambil menawarkan jasa timbang badan dengan tarif seikhlasnya untuk sesuap nasi," tambah akun @vanessagaspersz. Mendapat informasi demikian, semakin trenyuhlah hati Nadia. Namun dia sangat menghargai usaha mantan pejuang 45 tersebut. Dia berharap negara tak hanya menghormati pahlawan di upacara hari Senin, tapi memberikan kesejahteraan bagi mereka yang masih hidup. (Merdeka.com)

Friday, September 12, 2014

BNPP: Masyarakat Perbatasan 'Pagar Hidup' NKRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Marhaban Ibrahim, menilai warga perbatasan merupakan "pagar hidup" wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Masyarakat perbatasan merupakan 'pagar hidupnya' negara di tapal batas, mereka lahir di situ meninggal di situ, bisa dikatakan 'living safety belt' (sabuk pengaman hidup) sebagai penyangga," kata Marhaban dalam diskusi di Jakarta, Jumat (12/9). Karena itu, dia mengatakan, keberadaan mereka sangat penting bagi bangsa ini dalam menjaga dan memelihara tegaknya kedaulatan wilayah NKRI. Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya perhatian khusus kepada mereka, jangan sampai aspek sosial budaya masyarakat perbatasan hilang. Seperti peristiwa tragis lepasnya Pulau Sipadan-Ligitan kepada Malaysia melalui keputusan Mahkamah Internasional, melalui keputusan Den Haag, Belanda pada 2002, memperlihatkan bahwa dua dari syarat yang diperlukan dalam memutuskan sengketa adalah aspek sosial budaya masyarakat perbatasan negara. "Bayangkan jika tidak diperhatikan, satu keluarga pindah kewarganegaraan, pasti terjadi konflik batin," katanya. Marhaban mengatakan hilangnya kedua pulau kekayaan Indonesia itu memberikan pelajaran bahwa baik nilai kesenian dan ekonomi memberikan peranan strategis di wilayah perbatasan. "Dari perspektif sosio-kultural, nilai sosial budaya memainkan peranan sangat penting bagi kedua masyarakat perbatasan yang berasal dari rumpun yang sama," katanya. Hal itu, lanjut dia, menjadi semakin lebih penting ketika perbatasan negara dilihat dari perspektif "frontier" atau zona sosial di mana kedua masyarakat bangsa yang berbeda, namun berasal dari rumpun etnis yang sama hidup berdampingan dan berinteraksi satu sama lain tanpa batas dan garis pemisah. Namun, dia menilai, bukan hanya dari aspek budaya saja, tetapi sudut pandang kebijakan politik, hukum internasional juga harus bersinergi. Marhaban mengatakan permasalahan wilayah perbatasan bukan hanya tanggung jawab satu atau dua kementerian, melainkan 14 kementerian lembaga yang berada dalam pengawasannya. Dia mengakui, dalam implementasinya masih ditemukan adanya ego sektoral dan tidak bersinergi. "Pasti ada lah lubang-lubang yang harus ditambal," katanya. Karena itu, dia mengimbau masing-masing kementerian dan lembaga harus besinergi karena persoalan wilayah perbatasan tidak bisa diselesaikan dengan cara sendiri-sendiri.

Thursday, September 11, 2014

CIA bikin film porno Presiden Soekarno & pramugari cantik Rusia

Sepak terjang CIA Reporter : Ramadhian Fadillah
Merdeka.com - Sudah jadi rahasia umum kalau Central Intelligence Agency (CIA) selalu turut campur urusan dalam negeri orang lain. Sebagai negara adikuasa, enak saja para agen rahasia Amerika Serikat ini bermain menentukan pemimpin yang mereka suka. Kalau tak suka, dijatuhkan dengan berbagai cara. Mulai dari kudeta militer hingga pembunuhan. CIA rajin mencoba segala cara untuk menumbangkan Presiden Soekarno. Periode 1953 hingga 1965, aneka operasi digelar untuk menjatuhkan Soekarno. Termasuk menyebar propaganda hitam soal sang proklamator ini. William Blum, seorang sejarawan dan pengamat politik luar negeri AS menuliskan CIA kerap menggunakan propaganda seks dan pornografi untuk menjatuhkan lawan politik. Termasuk pada Soekarno yang dicap mereka bersahabat dengan komunis. Agen-agen CIA mencium Soekarno seorang playboy dan sangat mengagumi wanita cantik. Mereka membuat kampanye hitam Soekarno berhubungan intim dengan pramugari cantik asal Rusia. Disebutkan pramugari itu sebenarnya adalah agen rahasia Rusia. Soekarno tak berdaya dirayu wanita pirang yang seksi tersebut. Isu ini cukup berhasil membuat masyarakat internasional percaya Soekarno tukang mesum dan dikendalikan agen rahasia Rusia. "Kesuksesan itu menginspirasi para pejabat CIA membuat langkah lebih jauh lagi. Mereka berniat memproduksi film porno Soekarno dengan seorang wanita pirang yang dibuat seolah-olah pramugari Rusia itu," tulis Blum mengutip pengakuan mantan agen CIA Joseph Burkholder Smith yang menulis buku Portrait of a Cold Warrior. Maka dicarilah pemain bintang porno yang mirip Soekarno. Kepala Kepolisian Los Angeles sampai turun tangan mencari pria berkulit gelap yang sedikit botak dan wanita pirang yang cantik. Namun rupanya tak ada yang mirip Soekarno. Pihak CIA sampai membuat topeng khusus yang mirip Soekarno kemudian dikirim ke Los Angeles. Bintang porno disuruh memakai topeng Soekarno selama beradegan mesum. CIA merekam dan mengambil foto-foto adegan biru tersebut. Namun foto-foto itu akhirnya tak jadi disebarluaskan. Banyak versi kenapa CIA batal menyebarkan adegan mesum itu. Sebagian peneliti menilai kampanye hitam seperti itu tak mempan untuk menjatuhkan Soekarno. Apalagi ada mitos yang percaya jika seorang laki-laki gagah dan berkuasa, sah-sah saja berhubungan dengan banyak wanita. Toh raja-raja di nusantara pun dulu memiliki banyak istri dan selir. Tak jelas kini apakah CIA masih menyimpan adegan porno yang dibuat tahun 1958 itu di markas mereka.

Saturday, September 06, 2014

e-Voting Ciptaan BPPT Ini Menunggu Dipakai Saat Pemilu

Danu Damarjati - detikNews Jakarta - Pemungutan suara di Indonesia masih menggunakan‎ kertas dan paku. Sebenarnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah menyiapkan perangkat pemungutan suara elektronik atau disebut e-voting. Namun penerapan secara masif untuk pemungutan suara di Indonesia masih terkendala.
‎"Kita sudah siap dengan peralatan ini. Yang dibutuhkan sekarang adalah payung hukumnya dan pengadaannya," kata ‎Chief Engineer program e-voting PTIK BPPT, Faisol Abdullah, di pameran dan seminar 'Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan' yang diselenggarakan relawan Jokowi-JK, RJK2, di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/9/2014). ‎Menurut Faisol, peraturan PKPU belum memayungi penggunaan alat e-voting ini. Namun, masih menurut Faisol, sebenarnya Mahkamah Konstitusi (MK) sudah membolehkan lewat putusannya pada 2010. Maka e-voting sudah dicoba di tiga tempat pemilihan kepala desa, yakni Desa Kebon Gulo, Boyolali, Jawa Tengah, 5 Maret 2013. Kedua, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Jembrana, Bali, 29 Juli 2013 Jembrana Bali. Terakhir, Desa Taba Renah, Musi Rawas, Sumatera Selatan, 5 Desember 2013‎. Peralatan yang digunakan terlihat cukup sederhana, yakni monitor-PC (jenis all in one), printer, kartu elektronik, dan pembaca kartu elektronik (card reader). Sambil menerangkan, Faisol menjelaskan mekanisme penggunaan e-voting. ‎ Pertama, pemilih memasukkan kartu pemilihnya ke dalam card reader. Maka nama dan foto calon pemimpin itu bakal muncul di layar monitor. Tinggal sentuh saja foto calon pemimpin itu, maka data otomatis akan terekam secara elektronik. Terakhir, struk pemilihan suara keluar lewat printer dan dimasukkan ke kotak suara. "Ini stand alone (berdiri sendiri) tanpa koneksi internet. Jadi tidak bisa di-hack," kata anggota tim, Zuwelly, menambahkan Biaya kasar untuk pengadaan perangkat e-voting adalah Rp 10 juta‎ per TPS. Namun jika diproduksi massal bisa lebih murah. Apalagi jika pengadaannya diperkirakan hanya perlu lima tahun sekali menilik keawetannya dan bisa dipakai berulang-ulang. ‎"Kita mempertahankan azas Langsung Umum Bebas dan Rahasia, serta Jujur dan Adil. Da‎n ini lebih cepat dari pakai kertas suara. Jika pakai kertas maka waktu pencoblosan adalah satu hingga tiga menit. Jika pakai e-voting, rata-rata 30 detik," tutur Zuwelly. ‎Hingga sekarang, perangkat yang digunakan memang masih bukan bikinan dalam negeri. Namun peneliti ini percaya perangkat sederhana ini tidak sulit dibikin oleh anak bangsa. BACA JUGA : BPPT Yakin Sistem e-Voting Kebal Terhadap Serangan Hacker

Wednesday, September 03, 2014

Ibnu Triwidodo Menjabat Kasgar-1/Jakarta

JAKARTA (Pos Kota) – “Serah terima Jabatan dilingkungan TNI adalah suatu hal yang biasa dilakukan bagi prajurit TNI dan bukan suatu hal yang asing, Semua itu dilakukan karena kebutuhan organisasi dan pembinaan karier bagi personel TNI. Jabatan pada hakekatnya mengandung amanah yang harus dilaksanakan dengan optimal dengan memberikan kinerja terbaik serta menuntut peran pemimpin dan kesiapan kesatuan khususnya Kogartap 1/Jakarta”
Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Mulyono selaku Komandan Gartap 1/ Jakarta memimpin Serah Terima Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakata dari Brigjen TNI Lodewyk Pusung kepada Kolonel Inf Ibnu Triwidodo,S.I.P, bertempat di aula Gartap-1. Mayjen TNI Mulyono mengucapkan terima kasih atas pengabdian Brigjen TNI Lodewyk Pusung selama menjabat Kasgartap-1/Jkt dan juga tak lupa mengucapkan terima kasih pula kepada Ny. Mathilda Pusung yang telah mendampingi dan memberikan semangat kepada Brigjen TNI Lodewyk Pusung selama menjabat, lalu dengan ucapan selamat datang dan selamat bergabung di Kogartap-1/Jkt Komandan Gartap-1/Jkt di sampaikan kepada Kolonel Inf Ibnu Triwidodo S.I.P beserta Ny. Kusumawati dengan harapan semoga sukses dalam mengemban amanah yang telah dipercayakan. Kegiatan dilanjutkan serah terima wakil ketua Ikatan kesejahteraan keluarga TNI ( IKKT ) Pragati Wira Anggini Cab BS VI Kogartap-1/Jakarta dari Ny. Mathilda Lodewyk Pusung kepada Ny. Kusumawati Ibnu Triwidodo dipimpin Oleh Ny. Rosita Mulyono. Kegiatan serah terima ini dihadiri oleh Asintel Kasdam Jaya Kolonel Inf Sonny Aprianto SE, Segenap Asisten Kasdam Jaya, Para Dansat Jajaran Kodam Jaya dan Gartap-1, Para Asisten Kasgartap I/Jakarta, Para unsur Muspida Jakarta Pusat, Para Perwira Staf Kasgartap-1/Jakarta , Pengurus Persit PD Jaya , Pengurus IKKT dan Para undangan. (pendam jaya/sir)

Monday, August 25, 2014

Arsip Pembrontakan G30S/PKI Belum Boleh Dibuka untuk Umum

JAKARTA (Pos Kota) – Arsip tentang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965 belum boleh dipublikan kepada publik. Dengan berbagai pertimbangan, arsip gerakan menggulingkan Negara kesatuan RI tersebut masih tersimpan sebagai arsip statis.
Usianya memang sudah lebih dari 25 tahun. Tetapi Negara memiliki pertimbangan khusus untuk tidak membuka arsip tentang pembrontakan PKI kepada public,” jelas Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan usai menyerahkan penghargaan kepada Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dan menerima arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, Senin (25/8). Diakui sebuah arsip statis sebenarnya bisa dibuka untuk public jika usianya sudah 25 tahun. Arsip tersebut bisa diakses oleh public sesuai fakta yang sebenarnya. Tetapi khusus untuk arsip pembrontakan G30S/PKI, dikatakan Mustari, Negara memiliki pertimbangan khusus. Diantaranya adalah adanya larangan organisasi PKI tumbuh dan hidup di Indonesia. “Selain itu kita juga mempertimbangkan bahwa keluarga pelaku maupun korban gerakan G30 S PKI masih hidup. Jadi kita masih mempertimbangkan keberadaan mereka,” lanjut Mustari. Sesuai TAP MPR nomor 25 tahun l966, ajaran dan paham komunisme tidak boleh hidup di Indonesia. Larangan tersebut masih berlaku hingga kini. Mustari mengatakan belum tahu persis kapan arsip tentang gerakan G30S/PKI akan dibuka untuk umum. Tetapi pihaknya sudah berulangkali melakukan uji public terkait kemungkinan dibukanya arsip gerakan PKI di Indonesia. “Satu-satunya gerakan PKI yang sudah boleh dibuka arsipnya adalah pembrontakan di Madiun pada 1948. Itu sudah boleh dikonsumsi publik,” tukas Mustari. Terkait penyerahan arsip tentang nasehat dan pertimbangan Wantimpres, menurut Mustari ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan amanat UU No 43 tahun 2009 tenang kearsipan. Arsip yang diserahkan kepada ANRI ini nantinya menjadi identitas dan jati diri bangsa serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Arsip statis tentang nasehat dan pertimbangan Watimpres merupakan rekaman kegiatan dan peristiwa yang akan menjadi bukti sejarah perjalanan bangda dan merupakan asset nasional yang menggambarkan identitas serta jati diri bangsa. (inung/d)

Monday, August 18, 2014

Kisah Arsilan, Tukang Kebun Presiden Soekarno yang Kini Tinggal di Gubuk

Laporan Nurmulia Rekso Purnomo TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arsilan mengaku ingatannya masih kuat. Ia bahkan masih bisa menyanyikan lagu berbahasa Jepang berjudul "Miyoto" sembari jalan ditempat, yang ia pelajari dari tentara Jepang saat ia bergabung di satuan Heiho pada tahun 1943 lalu. Namun ia bersikeras umurnya 92 tahun, walau pun ia mengakui ia kelahiran tahun 1925.
Arsilan tinggal di sebuah bangunan kayu yang berdiri di atas trotoar jalan Bonang. Kediamannya itu berada di sisi luar tembok sebelah Timur Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Di sisi jalan tersebut selain kediamannya, juga terdapat belasan bangunan kayu lain yang dipergunakan para pedagang makanan. Gubuk Arsilan berukuran sekitar 4 X 3,5 meter yang ia akui ia bangun sendiri. Gubuknya agak tersamar karena berada di bagian belakang kios rokok, yang terlihat dari sisi jalan hanyalah pintu masuknya saja. Sementara di dalam gubuk tersebut terdapat beberapa buah kasur bekas yang ditumpuk sembarangan, berikut sejumlah bantal yang sudah usang. Kamar tersebut lembab, penuh debu dan minim penerangan, dan baunya pun khas. Beberapa kali kediamannya itu digusur oleh pemerintah daerah. Kata dia terakhir kali bangunan itu digusur adalah karena ada pejabat yang hendak melakukan inspeksi, setelahnya ia pun kembali mendirikan kembali kediamannya itu. Namun siapa yang sangka, ia sudah tinggal di wilayah itu sejak tahun 1945 lalu. Bahkan saat Presiden Sukarno membacakan naskah proklamasi yang menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia, Arsilan ikut menghadiri. Ditemui di kediamannya, Arsilan mengaku keluarganya memang bekerja sebagai pegawai di kediaman sang Proklamator yang akrab dipanggil Bung Karno itu di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat. Pada tahun 1945 ia bekerja sebagai tukang kebun, yang tugasnya mengurusi rerumputan di pekarangan depan dan belakang rumah Bung Karno yang luas tersebut. "Gaji saya dulu cuma dua picis dua sen, waktu itu bisa buat beli beras dua gantang," jelasnya. Ia masih ingat betul, pada 17 Agustus 69 tahun lalu jatuh pada hari Jumat. Pada pagi hari saat ia hendak bekerja membersihkan rumput, ia dapati kediaman Bung Karno banyak didatangi tokoh-tokoh perjuangan, termasuk sejumlah pemimpin laskar. Keramaian tersebut kata dia memicu warga sekitar kediaman Bung Karno untuk ikut berkumpul di depan kediaman proklamator kemerdekaan RI tersebut. Kata dia bung Karno menjelang pukul 10.00 WIB keluar dari kediamannya menuju bagian depan rumah, di mana sejumlah tokoh kemerdekaan sudah menunggu. Di antara orang-orang yang datang kata dia ada sebagiannya adalah tentara asing, dan tentara Jepang yang tengah mengalami kekalahan hebat. Bapak empat anak itu mengatakan bahwa acara tersebut dimulai dengan pengerekan Sang Saka Merah Putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut ia ingat adalah bendera yang dijahit oleh istri Bung Karno, Fatmawati di teras rumah tersebut. Sementara tiang yang digunakan adalah bambu yang sehari sebelumnya di beli oleh salah seorang pegawai rumah di kawasan Manggarai. "Yang masang tiang saya juga ikut. Itu sehari sebelumnya. Kita disuruh pasang, tapi tidak tahu untuk apa. Waktu itu sih belum ada tiang bendera besi, sudah habis sama Jepang," terangnya. Setelah pengibaran bendera, Bung Karno pun membacakan naskah proklamasi, menegaskan bahwa Indonesia telah merdeka sebagai sebuah negara. Namun saat pembacaan berlangsung, warga umumnya tidak berani meluapkan kegembiraannya, melainkan hanya diam mendengarkan secara seksama. Di ujung pembacaan teks Proklamasi, seluruh yang hadir pun serentak berteriak "Merdeka" Di Bawah Ketakutan dan Dicurigai Menurutnya saat itu rakyat Indonesia hidup dibawah ketakutan, dan masing-masing dicurigai sebagai mata-mata pejuang mau pun mata-mata penjajah. Oleh karena itu tidak banyak yang berani mengungkapkan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan, namun Bung Karno pascapembacaan teks Proklamasi mampu membuat rakyat melupakan ketakutan tersebut. Di antara orang yang datang saat itu menurutnya banyak juga yang menitikan air mata, terutama para laskar-laskar yang ikut berperang melawan penjajah. Ia menduga mereka yang menitikan air mata adalah mereka yang terkenang betapa sulitnya meraih kemerdekaan, dan hari itu Bung Karno pun membacakan naskah proklamasi yang dipercayai banyak orang saat itu sebagai penanda berakhirnya penderitaan. "Walau pun sebetulnya masih belum. Waktu itu kan Inggris datang, kita masih perang juga," kata Arsilan. Usai pembacaan naskah teks proklamasi ia tidak begitu ingat apakah Bung Karno sempat menyampaikan pidatonya, yang ia ingat Sang Saka Merah Putih kemudian diturunkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Setelahnya Bung Karno pun kembali ke kediamannya, dan warga satu persatu membubarkan diri. Menurut dokumen yang ada diketahui pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan setelah pembacaan teks Proklamasi. Ia berkilah yang ia ingat pengibaran dilakukan sebelum pembacaan, dan pengetahuan tersebut ia ketahui dari pengalamannya dan bukan dari membaca buku. Ia mengaku sebagai seseorang yang buta huruf. Kediaman Bung Karno itu kini sudah digusur, dan di atasnya didirikan Tugu Proklamasi. Jalan Pegangsaan Timur pun diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, untuk memperingati tonggak awalnya berdiri Republik Indonesia. Namun menurutnya pembacaan teks Proklamasi tersebut lokasinya bukan berada di lokasi yang kini berdiri patung dua Proklamator, yakni Bung Karno dan Muhamad Hatta atau Bung Hatta. Tempat berdirinya monumen itu kata Arsilan sebelumnya adalah kediaman Bung Karno, sedangkan lokasi pembacaan teks Proklamasi adalah di bagian depan rumah, yakni di lokasi yang sekarang berdiri tiang tinggi dengan logo yang menyerupai logo petir di bagian atasnya. "Dulu Bung Karno baca proklamasi di tiang petir, bukan di patung Bung Karno," tuturnya. Hingga tahun 2003, Arsilan bekerja di kediaman keluarga Bung Karno di kawasan Menteng. Pekerjaannya terakhir adalah sebagai petugas keamanan, dengan gaji Rp 400 ribu perbulan. Setelahnya ia dan istrinya pun mencoba berdagang Surabi di Jalan Bonang. Setelah istrinya meninggal dan empat orang anaknya sudah mapan di perantauan, usaha Surabi itu pun berhenti. Laki-laki berdarah Banten itu kini hidup dari tunjangan pemerintah sebesar Rp 1 juta perbulan, karena ia pernah berperang melawan penjajah di Serpong, Banten pada tahun 1940an, dan kini berstatus anggota satuan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI). Selain itu untuk menambah penghasilannya ia sehari-hari bekerja mengumpulkan gelas plastik air mineral.

Sunday, August 17, 2014

Kenapa Jokowi Beri Perhatian Veteran di Hari Kemerdekaan RI?

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi para veteran dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-69 di Monumen Nasional, Ahad, 17 Agustus 2014. "Selamat dan terima kasih kepada para veteran," kata Jokowi dalam pidato saat upacara Peringatan Kemerdekaan
. Menurut Jokowi, perhatian kepada para mantan pejuang itu tak cukup sekadar dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1967 tentang Veteran. "Undang-undangnya sudah ada semua, tinggal implementasinya saja," kata Jokowi seusai upacara. Perhatian Jokowi terhadap para veteran tampaknya tak lepas dari apa yang para veteran dapatkan setelah berjuang meraih kemerdekaan. Di Malang, seorang bekas Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sersan Mayor Purnawirawan Muhammad Rojim mengaku hanya mendapat dana kehormatan sebesar Rp 250 ribu per bulan. "Selama 16 tahun, dana kehormatan tak pernah naik," katanya. Pernyataan ini disampaikan Rojim seusai upacara kemerdekaan di depan Balai Kota Malang. Sebanyak 600 anggota legiun veteran Kota Malang terbagi menjadi tiga bagian, yakni veteran pejuang, veteran pembina, dan veteran perdamaian. Jika dibagi dalam zaman, yakni veteran trikora, dwikora, dan perdamaian. Juru bicara Pemerintah Kota Malang, Alie Mulyanto, menyatakan bakal merespons saran para veteran. Tujuannya, agar veteran lebih sejahtera dan mengisi masa tua secara produktif. Masukan tersebut akan disampaikan kepada Wali Kota Malang. "Sebelumnya ada program bedah rumah. Salah satu sasarannya veteran," katanya. DEWI SUCI RAHAYU | EKO WIDIANTO

Thursday, August 14, 2014

SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE 88 TERUNTUK AYAHDA RAIS ABIN

Jakarta 15 Agustus 2014 SELURUH PENGURUS DAN ANGGOTA PEMUDA PANCA MARGA MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN SEMOGA DIBERIKAN KESEHATAN DAN KEBAHAGIAN BERSAMA KELUARGA
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras namun kau tetap tabah hmm ... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras nnamun kau tetap tabah hmm ... Meski nafasmu kadang tersengal memikul beban yang makin sarat kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hmm ... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia

Ditemui Paspampres, veteran yang dibentak malah minta maaf

MERDEKA.COM. Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berkunjung ke rumah Letkol (purn) TNI Sara (87), veteran yang dibentak saat terlambat menghadiri HUT LVRI di Balai Sarbini, Senin (11/8). Oleh anggota Paspampres, Sara dan keluarganya diminta menunggu hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selesai berpidato. Dalam pertemuan antara Paspampres dan Sara, Paspampres ingin mengetahui kronologi yang diberitakan tersebut. Istri Sara mengatakan, tidak ada pembentakan, Paspampres hanya meminta keluarganya untuk menunggu hingga SBY selesai berpidato. "Dibentak, enggak ya pak, ya. Cuma disuruh nunggu," ujar istri Sara, seperti yang terdengar dalam rekaman, Rabu (13/8). Saat diklarifikasi, Sara mengaku hanya diminta menunggu saat Presiden SBY tengah berpidato. "Ditahan dulu, karena bapak (SBY) nanti pidato. bapak di sini dulu menunggu bapak lagi pidato dulu," tambah Sara menirukan ucapan Paspampres yang memintanya menunggu. Sara pun meminta maaf jika memiliki dia dan keluarganya melakukan selama Paspampres menjalani tugas-tugasnya. "Saya tadi sudah katakan ya, kalau ada sesuatu kesalahan keluarga saya, ya mohon maaf," ucapnya singkat. Menanggapi itu, dua orang Paspampres yang menemui langsung di rumahnya mengaku hanya berupaya mengklarifikasi. "Kami juga butuh klarifikasi, menjaga silaturahmi lah," sahut salah seorang Paspampres. Sebelumnya diberitakan, Letkol (Purn) Sara (87), seorang veteran perang dan keluarganya harus menerima perlakukan yang tak mengenakkan dari Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) saat menghadiri Hari Ulang Tahun Veteran tahun ini. Salah satu Paspampres membentak istri Sara, Setyaningsih saat telat datang ke lokasi acara di Gedung Veteran, Balai Sarbini. "Jangan berisik Bu!," tegas salah seorang Paspampres yang menjaga pintu tersebut, Senin (11/8). Setyaningsih dibentak saat menjelaskan alasan dirinya dan suaminya telat hadir dalam acara yang dihadiri Presiden terpilih, Joko Widodo tersebut. "Rumah saya di Kramat tadi macet. Bapak juga sudah tidak bisa naik tangga jadi kita muter dulu naik lift," jelas Setyaningsih.

Monday, August 11, 2014

Galaknya Paspampres yang larang veteran masuk saat SBY pidato

Merdeka.com -
Letkol (Purn) Sara (87), seorang veteran perang dan keluarganya harus menerima perlakukan yang tak mengenakkan dari Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) saat menghadiri Hari Ulang Tahun Veteran tahun ini. Salah satu Paspampres membentak istri Sara, Setyaningsih saat telat datang ke lokasi acara di Gedung Veteran, Balai Sarbini.
"Jangan berisik Bu!," tegas salah seorang Paspampres yang menjaga pintu tersebut, Senin (11/8). Setyaningsih dibentak saat menjelaskan alasan dirinya dan suaminya telat hadir dalam acara yang dihadiri Presiden terpilih, Joko Widodo tersebut. "Rumah saya di Kramat tadi macet. Bapak juga sudah tidak bisa naik tangga jadi kita muter dulu naik lift," jelas Setyaningsih. Saat menunggu diperbolehkan masuk, Sara menceritakan perjuangannya membela Indonesia. Hanya bermodal bambu runcing, Sara dan pejuang lainnya mencoba melawan penjajah. "Dulu saya masuk Hizbulloh, saya melawan Belanda. Mereka bom desa, rakyat kocar kacir. Saya ditelanjangi, mereka pakai senjata, saya cuma bambu runcing, kami lari ke sawah-sawah dikejar," cerita Sara yang juga melawan pasukan Kartosuwiryo ini dengan suara bergetar. Setelah SBY selesai berpidato, barulah pejuang tua ini diizinkan masuk ke ruang pertemuan. [ded]

SBY depan veteran: Perang tidak masalah demi kedaulatan NKRI

Merdeka.com -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganjurkan para pimpinan partai politik sering datang ke tempat Makam Pahlawan. Ini penting dilakukan untuk mengingat jasa mereka bagi negara. "Saya anjurkan para pemimpin politik datang ke Taman Makam Pahlawan, sekali-kali datanglah ke Cilangkap," ujar SBY di Peringatan Hari Veteran Nasional, Balai Sarbini, Jakarta, Senin (11/8). Saran SBY itu guna mengingatkan kembali para pejuang yang gugur dalam medan perang. Saran ini untuk para pemimpin partai politik yang nanti akan duduk di pemerintahan, jika ingin menjaga wilayah NKRI dari ancaman luar. "Dengan datang ke tempat itu akan sadar keputusan politik dapat dipikirkan bahwa ada 35 ribu yang gugur yang ada di monumen itu," ujar SBY. Menurut SBY, keputusan perang adalah cara terakhir jika cara politik dan diplomasi tidak bisa dilakukan. Untuk itu, SBY ingin para pemimpin partai politik harus berhati-hati mengambil keputusan itu. "Keputusan politik untuk perang akan berisiko kehilangan putra putri bangsa. Perang adalah cara terakhir, kalau jalur diplomasi dan politik tidak bisa dilakukan perang tidak masalah demi kedaulatan NKRI," katanya. [did]

Saturday, August 09, 2014

Perjuangan Rakyat 1926-1927 dalam Karya Sastra

Hasan Kurniawan-SINDONEWS.COM KARYA sastra memiliki peran penting dalam penulisan sejarah Indonesia modern. Sebut saja karya pengarang besar Multatuli yang memotret sistem tanam paksa di abad ke-19, dan karya-karya Pulau Buru, hasil renungan mendalam pengarang kenamaan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer yang lahir di abad ke-20.
Kendati berbeda zaman, kedua karya para pengarang besar itu memiliki karakter yang sama, yakni antikolonialisme. Terutama di dalam melakukan kritik terhadap sistem kolonial yang menindas, dan memotret peristiwa faktual yang terjadi pada masanya. Di luar hal itu, karya sastra tersebut memiliki daya dorong terhadap perubahan sistem masyarakat. Sejarawan asal Belanda, Prof Drs G Termorshuizen dalam Pendahuluan buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terjemahan HB Jassin, terbitan Djambatan tahun 1972, pernah mengatakan, suatu karya sastra yang baik bisa menjadi tenaga sosial masyarakat. Di situ, dia merujuk pada karya Multatuli atau Eduard Douwes Dekker dalam Max Havelaar. Sejak pertama kali diterbitkan dalam bahasa Belanda, di abad ke-19, karya itu langsung menguncang sistem Pemerintah Hindia Belanda, dan mendorong perbaikan tatanan masyarakat di bawah sistem kolonial tanam paksa. Senada dengan Max Havelaar, Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer juga menggemparkan. Karya ini memiliki tenaga pendorong yang sangat kuat, di abad ke-20, terhadap kolonialisme. Terlebih, karya itu ditulis oleh pengarang yang berada di luar sistem itu dan sekaligus menjadi korbannya. Ini lah yang membedakannya dengan Max Havelaar. Seperti diketahui, abad ke-20 merupakan zaman pencerahan bagi rakyat Indonesia. Di mana kesadaran masyarakat bumiputra sudah terbangun, dan mencapai titik klimaksnya dalam satu perjuangan rakyat bersenjata yang dilakukan secara nasional, dengan cita-cita Indonesia merdeka dari penjajahan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Cerita pagi kali ini akan mengulas dengan singkat perjuangan itu, dengan merujuk pada sejumlah karya para sastrawan yang masih memiliki napas antikolonialisme, di tahun 1926-1927. Pemilihan topik ini untuk melihat secara faktual peristiwa yang terjadi saat itu. Perjuangan rakyat tahun 1926-1927 menjadi sangat penting untuk diulas, karena memiliki ciri modern. Peristiwa ini dikenal juga dengan Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau Revolusi November. Ini lah tonggak perlawanan rakyat secara teroganisir di bawah sistem kolonial Belanda. Pada tahun-tahun sebelumnya, sejak tahun 1800, rakyat juga sudah melawan. Tetapi cakupan perjuangannya sangat sempit atau lokal, tidak teroganisir, dan sifatnya tradisional. Tulang punggung gerakan ini adalah para petani. Sejarawan terkemuka Indonesia, Sartono Kartodirdjo menyebutkan, ada beberapa perjuangan petani yang terlihat menonjol sejak abad ke-19 dan awal abad ke-20. Di antaranya adalah Pemberontakan Cilegon tahun 1880, Gerakan Sidoarjo tahun 1904, Dermojoyo tahun 1907, Peristiwa Cimareme tahun 1919, dan Peristiwa Tangerang tahun 1924. Perbedaan mencolok antara perjuangan secara tradisional dengan modern adalah corak perlawanannya. Para pelaku perlawanan rakyat yang bersifat tradisional, mengusung semangat perang suci atau sabil. Sedang pemberontakan modern, memiliki jiwa pembebasan nasional dan dimotori oleh organisasi modern. Karena sifatnya itu, Perjuangan Rakyat 1926-1927 melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari petani, buruh, kiai, ulama, santri, jawara, dan kaum intelektual. Mereka juga bergerak melalui garis organisasi yang jelas dengan PKI sebagai ujung tombaknya. Untuk mengetahui seberapa luas perjuangan itu, dan peran organisasi modern dalam peristiwa ini, baiknya dicantumkan petikan puisi berjudul Balada Api 26 Tak Pernah Mati karya Alifdal (salah satu nama pena dari Anwar Dharma), Redaktur Luar Negeri Harian Rakyat, organ resmi PKI. Utusanutusan komite pemberontakan Menyebar ke seluruh Nusantara Membawa pesan Ke Jakarta, Banten, dan Periangan Ke Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan Di manamana semangat menyala Ke senjata, ke senjata Partai di depan. Untuk mengetahui bagaimana perlawanan itu meletus, dan daerah mana saja yang terjadi pergolakan, juga diungkapkan oleh Alifdal dalam puisinya. Bahkan, kenapa perlawanan itu bisa gagal tertuang dalam puisi ini. Nyala api dicetuskan sudah Berkobar-kobar menjilat merah Jakarta-Kota, Jatinegara, dan Tangerang Menes, Caringin, dan Labuan Ciamis, Tasikmalaya, dan Padelarang Solo, Boyolali, dan Banyumas Kediri dan Pekalongan Sawahlunto, Padang-Sibusuk, dan Silungkang Dan rakyat di Kalimantan Barat Bangkit perkasa bertekad bulat Untuk merdeka, untuk bebas. Meski pemberontakan dicetuskan Komunis tak pernah surut di tengah jalan Harus teruskan Meski perang tidak seimbang Tak pernah bimbang Memang mereka kurang teori Tapi mereka orang berani Mereka pantang berkapitulasi Bukan tukang likwidasi Seperti Trotskis-trotskis dalam Pari. Tentang adanya perpecahan dalam partai saat akan melangsungkan perlawanan, cerpen karya S Anantaguna, pimpinan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang diberi judul Sel D, memperkuat keterangan puisi Alifdal. Melalui percakapan para tokohnya, cerpen ini menggambarkan kebingungan para anggota partai. Seperti dipetik dalam pesan Pak Abdul Mutalib berikut ini: "Yah. Meskipun semula kita belum menyetujui pemberontakan, tetapi Keputusan Perambanan, kata Pak Abdul Mutalib, bahwa rakyat sudah marah, karena Pemerintah Belanda makin menggila. Penderitaan, tekanan, kekangan sudah tidak tertahankan lagi, sehingga meletus juga pemberontakan." Dalam percakapan itu, sang tokoh melanjutkan: "Dalam keadaan seperti ini, jika Partai Komunis benar-benar mengabdi kepada rakyat, harus tampil ke depan. Partai kita adalah partainya kaum buruh dan tani. Jika massa menghendaki merah, tetapi kita menginginkan kuning, akan berarti partai kita mengkhianati massa. Partai kita berdiri karena dikehendaki massa, oleh kaum proletar dan kaum tani. Partai kita hidup dan matinya pun tergantung mereka." Berikut pesan dari Pak Abdul Mutalib akhirnya ditutup: "Apapun kesulitannya, risikonya, yang berontak harus dipimpin. Kita harus bersama-sama mereka, mati atau hidup." Demikian percakapan dalam cerpen Sel D karya S Anantaguna dengan tepat menggambarkan kebingungan akibat perbedaan pandangan para pemimpin partai, dan peran partai dalam perjuangan. Hingga akhirnya, perlawanan meletus dan terjadi malapetaka. Tentang dampak perlawanan ini dikemukakan oleh Alifdal dalam puisinya sebagai berikut: Ribuan diangkut ke pengasingan Tanah Tinggi, Gudang Arang, dan Tanah Merah Jauh, di hutan belantara Digul hulu Namun mereka berlawan tak pernah menyerah Karena mereka punya keyakinan: "Suluh dinyalakan dalam malam-mu Kami yang meneruskan kepada pelanjut angkatan." Puisi lain yang juga menarik untuk dipetik dalam cerita pagi kali ini adalah karya Chalik Hamid, yang berjudul Kepada Aliarcham. Puisi ini penting, karena menggambarkan apa yang dirasakan tokoh Perjuangan Rakyat 1926-1927 selama di pembuangan, seperti ini: Dalam pergaulan hidup dan derita Ia tunjukkan keteguhan jiwa "Suatu pemberontakan yang kalah Adalah tetap benar dan sah. Kita terima pembuangan ini Sebagai risiko perjuangan yang kalah. Tidak ada di antara kita yang salah Karena kita berjuang melawan penjajah." Kata-kata langsung dari Aliarcham sebelum meninggal di pembuangan, yang dimasukkan dalam puisi Kepada Aliarcham menjadi sangat. Kata-kata itu seolah menjawab perpecahan yang terjadi di tubuh partai sejak meletusnya perlawanan rakyat. Demikian ulasan singkat cerita pagi ini diakhiri, semoga memberikan manfaat. (san)

Saturday, July 26, 2014

Terowongan Batu Lubang, Saksi Bisu Kekejaman Kolonial

Jhonny Simatupang -- Sindonews.com
SIBOLGA - Masyarakat Indonesia dan khususnya warga Sumatera Utara (Sumut) belum banyak mengenal dan mengetahui bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) memiliki sebuah peninggalan situs sejarah perjuangan saat jaman kolonial berupa jalan terowongan yakni Batu Lubang. Lokasi terowongan ini terletak di Km 8, Kawasan Dusun Simaninggir, Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis atau sekitar 15 menit perjalanan dari pusat Kota Sibolga atau sekitar 18 Km dari pusat Kota Pandan. Di tempat ini anda akan menyaksikan keunikan Batu Lubang tersebut lengkap dengan cerita sejarah pembangunannya. Cerita sejarah pembuatan Batu Lubang itu bisa anda temukan di dinding bukit sekitar bangunan yang berukuran paling besar yang ada di kawasan itu. Di dinding bukit tersebut ada sebuah ornamen yang sengaja dibangun dari semen yang menceritakan tentang sejarah pembangunan Batu Lubang itu. Namun tidak banyak cerita pasti mengenai tahun dan lama pengerjaan Batu Lubang. Bahkan tahun pembuatannya ada yang menyebutkan tahun 1930 atau sekitar 84 tahun silam serta tahun 1900 atau sekitar 114 tahun silam. Namun terlepas dari kontroversi tahun pembangunan Batu Lubang tersebut, yang pasti tempat itu dibangun pada masa kolonial Belanda dengan melibatkan rakyat Tapanuli (khususnya warga Sibolga dan Tapanuli Tengah) serta pejuang – pejuang kemerdekaan yang menjadi tawanan Belanda masa itu. Tujuan pembukaan Batu Lubang itu adalah untuk mempermudah sarana transportasi menuju Tarutung sekaligus juga untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi dari tanah Batak dan penumpasan laskar atau pejuang kemerdekaan Indonesia. Maka rakyat dan pejuang saat itu dipaksa bekerja (kerja Rodi) untuk membuka jalan dan Batu Lubang tersebut. Sehingga sekarang ini kita dapat menikmati perjalanan Sibolga – Tarutung berkat buah tangan rakyat Tapanuli dan pejuang yang menjadi tawanan Belanda masa itu. Konon ceritanya banyak darah tertumpah atau rakyat yang menjadi korban dari pekerjaan pembukaan jalan dan Batu Lubang itu, terutama pada pembukaan jalan pada terowongan. Tapi tidak ada catatan sejarah juga berapa banyak rakyat Tapanuli dan pejuang kemerdekaan yang menjadi korban bahkan dari cerita juga, mereka yang menjadi korban dibuang begitu saja ke jurang yang berada di salah satu sisi Batu Lubang ini. Mereka yang meninggal atau merenggang nyawa dalam pekerjaan pembuatan jalan terowongan itu karena merasa keletihan dan kelelahan karena tak kuat dan kuasa menahan derita pemaksaan kerja. Para pekerja dipaksa bekerja keras dengan sekuat tenaga tanpa istrahat dan makanan yang cukup untuk membuat terowongan tersebut. Sementara untuk membuka jalan terowongan itu, para pekerja harus menembus batu dinding gunung Bukit Barisan yang keras dengan alat seadanya yakni pahat dan martil. Akhirnya dengan banyak korban jiwa dari para tawanan (rakyat Tapanuli dan laskar kemerdekaan) berhasil membuka dua unit jalan terowongan. Ukurannya kala itu hanya bisa dilintasi oleh mobil kecil. Namun seiring perkembangan jaman, lebar badan terowongan mengalami pelebaran. Namun sentuhan tersebut dilakukan tanpa mengurangi makna dan bentuk fisik dari terowongan sehingga kini dapat dilalui oleh truk jenis Fuso. Kedua unit Batu Lubang yang dikerjakan oleh rakyat Tapanuli dan laskar kemerdekaan yang menjadi tawanan kolonial Belanda pada masa itu, satu unit berukuran kecil sepanjang 8 meter dan satu terowongan besar berukuran panjang sekitar 30 meter. Kedua terowongan ini terletak terpisah, namun berada dalam satu ruas jalan dengan jarak antara keduanya sekira 50 meter. Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Raja Bonaran Situmeang membenarkan sejarah pembangunan Batu Lubang tersebut. Bonaran juga menyatakan Batu Lubang dan wilayah sekitarnya merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). “Selama ini, gaung Batu Lubang tersebut belum besar untuk menarik wisatawan, karena selain fasilitas wisata disana yang masih kurang mendukung dan demikian juga terhadap pengelolaan kawasan, juga diakibatkan faktor nama Batu Lubang yang belum terasa memiliki gaung besar dan makna istimewa,” kata Bonaran. Menurut Bonaran, nama Batu Lubang terasa tak bernilai dan terdengar biasa atau tidak memiliki roh tertentu. Karenanya tidak terlihat nuansa dan siratan kandungan makna serta sejarah didalamnya. Sehingga, orang pun (khususnya masyarakat luar daerah) terlihat tidak begitu banyak mengetahui dan berkunjung ke lokasi itu. “Maka untuk merubah kondisi ini, Pemkab Tapteng sudah menyusun sebuah konsep dan grand design disana, pertama yang akan kita lakukan adalah dengan mengganti nama Batu Lubang menjadi Terowongan Belanda, sehingga akan terlihat lebih nge-tren dan menjual,” ujarnya. Namun ungkap Bonaran, pergantian nama Batu Lubang menjadi Terowongan Belanda ini tentunya harus disampaikan dan dibicarakan terlebih dahulu dengan tokoh – tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Dimana pelaksanaannya diharapkan dapat dilakukan sebelum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tapanuli Tengah pada 24 Agustus mendatang. “Artinya disini, deklarasi pergantian nama Batu Lubang menjadi Terowongan Belanda ini kita harapkan dapat dilakukan pada perayaan HUT Kabupaten Tapteng pada tanggal 24 Agustus 2014 ini,” beber Bonaran. Kemudian, sambung Bonaran, konsep dan grand desaign berikutnya, tanpa mengurangi makna sejarah atau Herritage dari Batu Lubang yang telah memakan banyak korban orang Batak atau rakyat Tapanuli tersebut, adalah dengan mengalihkan rute kendaraan umum dan kendaraan besar jenis truk ke jalan baru Rampa – Poriaha yang dalam waktu dekat akan selesai dibangun tersebut. Rute Batu Lubang ini diharapkan nantinya hanya akan dilalui oleh kendaraan pribadi dan kenderaan jenis pariwisata. “Selanjutnya di sisi Batu Lubang akan dibangun jembatan. Jembatan ini diharapkan dapat terbangun pada tahun 2015 mendatang karena dari jembatan ini nantinya juga akan di design Pariwisata disitu,” ujarnya. Kemudian sebut Bonaran, pihaknya juga akan menambah nuansa dan relief – relief serta bangunan di sekitar terowongan untuk menghidupkan sejarah lokasi. Selama ini pemeliharaan nuansa dan relief disana terbiarkan, karena keterbatasan anggaran, tapi nantinya hal tersebut akan terpelihara melalui pengalokasian anggaran pemeliharaan setiap tahun. Di kawasan Batu Lubang itu juga anda bisa menikmati destinasi wisata lain berupa pemandangan air terjun. Air terjun ini mengalir dari badan dinding Batu Lubang dan jatuh ke sebuah lembah yang didalamnya terdapat aliran sungai. Jarak sungai ke titik jatuh air terjun dari badan dinding batu lobang tersebut diperkirakan ketinggiannya sekitar 100 meter. Kemudian suguhan destinasi wisata lainnya, anda bisa melihat langsung panorama alam Bukit Barisan dan panorama alam keindahan Teluk Tapian Nauli. Di Teluk Tapian Nauli ini anda akan melihat luasan laut membiru bersamaan dengan isi permukaannya seperti pulau – pulau diantaranya Pulau Poncang Gadang dan Poncang Ketek, Pulau Mursala, Pulau Labuan Angin dan lainya. Selanjutnya, anda juga bisa melihat kapal – kapal tanker pengangkut bahan bakar minyak (BBM) untuk Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Sibolga dan kapal tanker lain seperti pengangkut Batu Bara untuk PLTU Labuan Angin yang sedang berlabuh serta kapal – kapal penangkap ikan milik nelayan modern dan tradisional dan ratusan unit Bagan Pancang (rumah – rumah penangkap ikan). Selain itu juga, anda akan disuguhi sensasi udara sejuk yang akan menghempas tubuh dan penciuman (hidung) anda. Namun yang tak kalah sensasinya juga adalah, perjalanan menuju lokasi Batu Lubang, baik itu keberangkatan dari arah Tapanuli Utara menuju Sibolga - Tapanuli Tengah dan sebaliknya keberangkatan dari Sibolga menuju Tapanuli Utara, anda akan disuguhi jalan berkelak kelok. Sebagaimana diketahui, Jalan Nasional Sibolga – Tarutung yang memiliki panjang 66 Km, dikenal sebagai satu – satunya jalan unik di dunia dengan jumlah kelokan sekitar 1.200 unit atau dengan kata lain, sepanjang perjalanan dari dan kedua daerah itu anda akan dihadapkan dengan kondisi jalan yang berkelok. (sms)