### Hal seiring Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan Letnan Jenderal TNI (purn) Rais Abin dan Mayor Jenderal TNI (purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang mengajukan uji materi atau judicial review terhadap Pasal 33 ayat 6 UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. ######SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KEMBALI BUNG ABRAHAM LUNGGANA ,SH,MH UNTUK MASA JABATAN 2016-2020 HASIL MUNAS IX PEMUDA PANCA MARGA TANGGAL 7-9 AGUSTUS 2016 ####

Tuesday, December 22, 2015

Nasib pilu puluhan ibu penghuni panti jompo di hari istimewa

Reporter : Irwanto Merdeka.com - Di Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ini, semestinya menjadi momentum kebahagiaan para ibu dengan ucapan selamat, doa, hingga kado terindah dari anak atau suami mereka. Namun, tak semua ibu merasakan kebahagiaan itu.
Demikian dialami 32 wanita-wanita tua penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang atau kerap disebut panti jompo. Seperti hari-hari biasanya, mereka tetap beraktivitas normal. Tak ada kata istimewa. Momen istimewa tersebut terasa berlalu begitu saja bagi ibu-ibu renta itu. Mayoritas dari mereka yang ada di sana hanya terlihat duduk, bersenda gurau sesama penghuni panti, ada juga sibuk melakukan kerajinan tangan. Sama sekali tidak ada pihak keluarga mereka yang membesuk. Misnawati (70), salah seorang dari wanita renta yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga karena memang tidak memiliki keluarga kandung di Palembang. Perempuan yang sudah tujuh bulan berada di panti jompo itu hidup sebatang kara. Sambil terbata-bata, Misna panggilan akrabnya mengatakan, ke empat anaknya sudah meninggal dunia. Begitu juga dengan suaminya terlebih dahulu menghadap Sang Pencipta. "Biasanya ada yang mengunjungi, tapi jarang. Karena keluarga jauh," ungkap Misna kepada merdeka.com, Selasa (22/12). Rusminah (99), penghuni lain mengaku tidak mendapat kunjungan keluarga bukan karena tidak memiliki keluarga. Namun, sanak saudaranya tinggal di Pulau Jawa. Alhasil, Rusminah setiap harinya hanya menjalani kehidupan sebatang kara di Palembang. Meski demikian, Rusminah tetap bisa tertawa dan bercanda. Rusmina merupakan salah satu perempuan yang ikut serta melawan penjajah dari Belanda dan Jepang. Bermodalkan bambu runcing, Rusminah sudah beberapa kali berhasil membunuh penjajah dengan tangannya sendiri. Dia juga pernah secara terpaksa menjadi babu dari penjajah karena ditahan oleh para kompeni. "Kehidupan sekarang sebenarnya jauh lebih enak ketimbang pada zaman saya dulu," kata dia. Cek Da (69) mengaku juga sudah sebatang kara di Palembang karena sudah ditinggal suami pergi menghadap Sang Pencipta. Sayang, selama menjalin hubungan rumah tangga, dirinya tidak dikaruniai anak sehingga di usia senja sama sekali tidak memiliki keluarga. "Ada keponakan atau adik di Palembang. Mereka sibuk juga, jarang besuk," tukasnya

No comments:

Post a Comment