Saturday, August 31, 2013
Presiden RI Lantik Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko
PUSPEN TNI (30/8),- Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono melantik Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang baru di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/8). Jenderal TNI Moeldoko menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono S.E., yang memasuki masa pensiun pada bulan Agustus 2013.
Pelantikan diawali dengan pembacaan Keppres Nomor: 50/TNI/2013 tentang pengangkatan Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI, dan Keppres Nomor: 51/TNI/2013 tentang pengangkatan Letjen TNI Budiman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden memimpin pembacaan sumpah dan janji jabatan yang diikuti oleh Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat yang baru, acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berkas pelantikan.
Jenderal TNI Moeldoko sebelumnya merupakan satu-satunya calon yang diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Panglima TNI. Selanjutnya Jenderal TNI Moeldoko menjalani uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I DPR RI yang digelar pada 21 Agustus 2013, dan pada 27 September 2013 semua fraksi di DPR pada sidang paripurna secara bulat menyetujui pengangkatan Jenderal TNI Moeldoko menjadi Panglima TNI yang baru.
Jenderal TNI Moeldoko yang sebelumnya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), mengawali pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil) Magelang pada tahun 1981. Sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Moeldoko mengemban sejumlah jabatan strategis di lingkungan Angkatan Darat. Beberapa jabatan yang pernah dia emban, antara lain Pangdivif 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, Pangdam III/Siliwangi, Wagub Lemhanas RI, Wakasad dan yang terakhir sebagai Kasad.
Karena pengabdian dan prestasinya, Jenderal TNI Moeldoko mendapatkan beberapa Tanda Kehormatan Negara seperti Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI dan XXIV tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Santi Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya dan Bintang Kartika Eka Paksi Utama.
Sejumlah pejabat tinggi negara turut hadir dalam acara pelantikan Panglima TNI dan Kasad yang baru antara lain, Ketua DPR RI Marzuki Ali, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta beberapa pejabat TNI dan Undangan.
Wednesday, August 21, 2013
Cerita bos Malaysia lecehkan bendera Merah Putih
Reporter : Dedi Rahmadi--MERDEKA.com
Kelakuan CPO PT Kreasijaya Adhikarya, Broderik Chin berkebangsaan Malaysia harus diproses hukum karena melecehkan lambang negara Indonesia, bendera Merah Putih. Broderik membandingkan bendera merah putih dengan kolor (celana dalam) miliknya.
Awalnya bos perusahaan itu menanyakan keberadaan bendera pada karyawan dan stafnya untuk di pasang di areal perusahaan karena memperingati hari kemerdekaan, dan dijawab ada, lantas terlontarlah ucapan pelecehan.
"Kalo tidak ada bendera, pakai kolor (celana dalam) saya warna putih dan kalo warna merahnya pakai punya Ibu saja." ujar Broderik di Dumai, Riau.
Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) di Kota Dumai, Amris mengatakan ucapan yang dilontarkan Broderick Chin itu sangat melukai hati masyarakat yang sedang bersukacita merayakan hari kemerdekaan RI ke 68. Menurutnya, kelakuan Broderik tidak bisa dimaafkan dan harus diproses sebagaimana mestinya dengan tegas.
"Ucapan pimpinan perusahaan ini sangat melukai hati bangsa kita, dan jika benar, kami minta dia dipecat dan tidak boleh berada di Dumai," kata Amris tegas seperti dikutip dari Antara, Senin (20/8).
Teguh, mahasiswa Dumai yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Merdeka mengatakan, penghinaan atas bendera Merah Putih tidak bisa ditoleransi dan mesti diusir dari NKRI. Mahasiswa menuntut Broderick Chin diadili atas pelecehan dan penghinaan kemerdekaan Indonesia dan non aktifkan perusahaan tersebut di Dumai dengan mencabut izin operasinya.
"Dia telah menginjak harga diri bangsa ini dan kita tidak boleh berdiam diri, harus bertindak dan mengusir dia dan perusahaannya di negara Indonesia. Kita menuntut dia diadili seberat-beratnya atas penghinaan kemerdekaan bangsa Indonesia," sebut Teguh.
Kapolres Dumai Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudi Kurniawan mengaku belum ada laporan resmi dengan dugaan penghinaan tersebut. Namun pihaknya tetap akan mendalami perkara tersebut. "Semua Polsek dan unit pelayanan kepolisian sudah dicek, namun sejauh ini belum ada masuk laporan resmi tentang dugaan penghinaan itu," kata Yudi kepada Antara, Selasa (20/8).
Yudi mengaku mengetahui peristiwa yang melecehkan NKRI ini berdasarkan konfirmasi wartawan dan pemberitaan yang sudah beredar di media massa.
Sementara, Ketua Komisi I DPRD Dumai, Timo Kipda meminta pemerintah dan aparat mengusut dan menindak tegas upaya pelecehan negara yang dilakukan seorang warga negara asing yang bekerja di Dumai. Timo mengakui telah menerima laporan dari 4 orang pekerja PT Kreasi tentang ucapan yang dianggap melecehkan lambang NKRI bendera merah putih oleh Broderik Chin yang membandingkan dengan celana dalam.
"Ini sudah keterlaluan dan telah menghina bangsa kita di saat lagi merayakan kemerdekaan. Perusahaan seperti ini harus ditinjau ulang keberadaannya, dan kita harapkan pemerintah bersama aparat berwajib bertindak tegas," ungkap Timo.
[ded]
Sunday, August 18, 2013
Lulung: Saya Meludah Saja Jadi Duit
TEMPO.CO, Jakarta - Abraham Lunggana pada usia sekolah dasar mengais sampah di Pasar Tanah Abang. Kini dia memiliki sejumlah perusahaan yang mengelola keamanan dan parkir di pusat perdagangan tekstil itu. Dengan bendera PT Putraja Perkasa, PT Tujuh Fajar Gemilang, PT Tirta Jaya Perkasa, Sakom, juga koperasi Kobita, ia mengklaim mempekerjakan 7.000 orang.
Populer dengan panggilan Haji Lulung, ia kini kaya-raya. Mobilnya 30-an. "Yang paling bagus Rubicon," katanya kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Ia mengaku punya banyak properti, seperti rumah, tujuh vila, juga toko. Lewat Partai Persatuan Pembangunan, Lulung menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta pada 2009, kemudian terpilih sebagai wakil ketua. "Saya pembayar pajak terbesar nomor tiga di Jakarta Pusat," ujarnya.
Lulung menolak julukan preman untuk orang yang memungut uang dari pedagang kaki lima di Tanah Abang. Ia menyebut mereka "anak wilayah". Majalah Tempo edisi Senin 19 Agustus 2013 mewawancarai Lulung.
Kepolisian daerah menyebut ada preman di Tanah Abang memeras pedagang….
Saya kebingungan. Yang dibilang preman itu yang mana? Buktikan. Saya prihatin ada isu preman. Seolah-olah ada perbuatan melanggar hukum secara massal oleh sekelompok orang, memeras dan segala macam. Di Tanah Abang itu tidak ada orang lain. Yang ada asli anak Tanah Abang. Jangan yang mengelola pedagang kaki lima disebut preman.
Bukankah pungutan-pungutan kepada pedagang itu pemerasan?
Saya bilang itu mau sama mau. Para pedagang tidak merasa diperas. Pedagang datang dari luar. Emang bisa ente cari tempat sendiri? Nah, pasti ente cari orang di situ. Ketemulah. Lalu, misalnya, sepakat tiga bulan sewa: satu juta, dua juta, lima ratus ribu. Lalu ada keamanan, kebersihan.
Untuk apa pungutan-pungutan itu?
Judulnya begini, tetap mereka dibina supaya jangan bikin masalah besar. Kenapa? Karena Tanah Abang ini sentra ekonomi. Kalau kalian ribut, orang enggak datang berbelanja. Kalau saya enggak jadi apa-apa lagi, nongkrong saja di Tanah Abang. Meludah saja jadi duit. Tapi saya enggak mau monopoli. Nanti saya panggil rukun remaja untuk dikasih kerjaan.
Anda seperti godfather di Tanah Abang….
Iya, saya godfather yang tidak jahat, ha-ha-ha….. Wawancara selengkapnya baca Majalah Tempo.
ANTON SEPTIAN, MARIA HASUGIAN, LINDA TRIANITA, WIDIARSI AGUSTINA
Wednesday, August 14, 2013
Kris Biantoro Akan Dikremasi Dengan Mengenakan Pakaian Kebesaran
Oleh Julian Edward
Liputan6.com, Jakarta :
Menurut rencana, jenazah Kris Biantoro akan dikremasi di krematorium Oasis, Tangerang, Banten pada Kamis (15/8/2013) siang. Sang anak sulung, Invianto, juga menuturkan kalau Kris akan dikremasi dengan pakaian kebesarannya, yaitu baju veteran.
Kris memang mendapat penghargaan sebagai pejuang di masa kemerdekaan RI. Dirinya pernah menjadi relawan jaman perjuangan.
"Bapak maunya pakai baju veteran dan jas ya. Dia selalu bangga dengan veterannya," kata Invianto di RS Melia, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa(13/8/2013).
Semasa hidup, Kris juga selalu menekankan pentingnya mencintai negara. "Yang selalu disampaikan 'nggak ada yang mencintai negara kita selain kita sendiri'. Beliau selalu bilang itu ke kami," tambah sang anak.
Keputusan keluarga untuk melakukan kremasi berdasarkan kesukaan Kris terhadap laut. "Dia maunya di kremasi, lalu dilarung ke laut karena dia seneng laut dan maunya kembali ke air," pungkas Invianto. (Jul/Adt)
Baca : Kris Biantoro, terlahir Christoporus Soebiantoro (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 17 Maret 1938 – selanjutnya
Saturday, August 10, 2013
Ormas Besutan Haji Lulung Ikut Amankan Penertiban PKL Tanah Abang
Ikhwanul Khabibi - detikNews Minggu, 11/08/2013 10:23 WIB
Jakarta - Ormas Pemuda Panca Marga (PPM) besutan wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung Lunggana ikut mengamankan proses penertiban PKL pasar Tanah Abang. Mereka terlihat berjaga di sekitar lokasi penertiban.
Pantauan di lapangan, Ormas PPM datang sekitar pukul 09.15 WIB. Mengenakan seragam hijau loreng lengkap dengan baret hijau, sekitar 30an anggota PPM langsung melakukan penjagaan.
Beberapa personil PPM terlihat disebar di beberapa titik pembongkaran. Mereka berdiri di sekitar petugas Satpol PP yang tengah melakukan pembongkaran lapak PKL.
Tidak hanya anggota laki-laki yang ikut mengamankan. Beberapa wanita berseragam PPM juga terlihat ikut berjaga di lokasi penertiban.
Ormas PPM besutan haji Lulung sebelumnya membantah dengan tegas tuduhan sebagai beking PKL Tanah Abang. Mereka juga membantah preman yang terjaring dalam operasi pemberantasan premanisme di Tanah Abang adalah anggota PPM.
Haji Lulung Apresiasi Kinerja Jokowi Soal Penataan PKL Tanah Abang
Ray Jordan - detikNews
Jakarta - Wakil DPRD DKI Jakarta, Lulung Lunggana memberi apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta terkait dengan penataan PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lulung menilai Jokowi mengerti bagaimana penanganan PKL di Tanah Abang.
"Saya memberi apresiasi kepada Pak Jokowi yang begitu perhatian terhadap PKL Tanah Abang. Ini menjadi bukti kalau Pak Jokowi lebih mengerti terrhadap persoalan PKL ketimbang wakilnya Ahok, yang hanya bisa berbicara di media dengan pernyataan-pernyataannya yang arogan," ujar Lulung kepada wartawan, Rabu (7/8/2013).
Lulung mengatakan, Jokowi merupakan sosok pemimpin panutan yang baik bagi warga Jakarta. Terlebih mantan Wali Kota Solo itu mau turun dan melihat langsung kondisi PKL di Tanah Abang.
"Sekali lagi kita harus berikan apresiasi terhadap Pak Jokowi dia tidak banyak bicara tapi banyak kerja," katanya.
Pria yang akrab disapa Bang Haji ini kembali menegaskan bahwa dirinya mendukung dan sepakat dengan penataan PKL di Tanah Abang yang dilakukan oleh Jokowi.
"Ya, perlu adanya penataan yang baik di Pasar Tanah Abang, sehingga nantinya tidak ada lagi kemacetan dan PKL yang berjualan di sana. Pada dasarnya demi ketertiban pedagang mau direlokasi, hanya saja waktunya nanti setelah lebaran. Jadi sekali lagi saya tekan kan sudah tidak ada lagi persoalan PKL di Tanah Abang ini," jelas Lulung.
Thursday, August 08, 2013
Monday, August 05, 2013
Polisi-selidiki-kemungkinan-ormas-koordinir-preman-di-tanah-abang
E Mei Amelia R - detiknews
Jakarta - Beberapa dari 48 preman yang ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di kawasan Tanah Abang mengaku sebagai anggota ormas tertentu. Polisi menyelidiki kemungkinan ada ormas yang menjadi koordinator para preman tersebut.
Seorang preman bernama Doni Firmansyah mengaku menjadi satuan pengamanan pada sebuah ormas kepemudaan. "Saya sekuriti PPM (Pemuda Panca Marga). Saya setornya ke PPM," kata Doni saat diangkut petugas di lokasi.
Terkait hal ini, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya akan mendalami dugaan tersebut. "Ini kita periksa dulu. Di level satu klik siapa, di atasnya lagi siapa, bukan tidak mungkin ada ormas-ormas yang eksis di sana," kata Rikwanto.
Namun, ia melanjutkan, pihaknya hanya akan menindak tegas oknum-oknum yang terbukti melakukan tindak pidana, bukan pada organisasinya.
"Hukum itu siapa berbuat apa, jadi oknumnya. Nanti efek negatifnya ke ormasnya," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Operasi yang berkaitan dengan Operasi Cipta Kondisi 2013, dilakukan pada Kamis 1 Agustus 2013, siang tadi. Preman-preman ini diangkut dari lima titik rawan, yakni di dekat Masjid At-Taqwa, stasiun hingga ke Pasar Tasik, di depan Pasar Tasik, di depan Blok B dan Blok G.
Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), juru parkir liar dan Pak Ogah serta timer. Operasi ini dipimpin Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan dan Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ari Ardian.
Subscribe to:
Posts (Atom)