Wednesday, April 02, 2014
Terima Banyak Penghargaan, Veteran Itu Kini Ngontrak di Gubug Reot
Reporter: Emma
AyoGitaBisa.com - Menjadi pejuang di masa kemerdekaan dengan sejumlah penghargaan tak menjamin hidup seorang veteran sejahtera. Seperti yang dialami Mawardi, warga Deli Serdang, Sumatera Utara.
Veteran berusia 87 tahun ini, bersama sang istri, Saniah, terpaksa tinggal di kontrakan sempit yang lebih mirip gubuk di Gang Gintar, Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Tanjung Gusta, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara. Mawardi mengaku selama 13 tahun dirinya tinggal di sana dan kerap kebanjiran kalau hujan turun.
"Saya sudah 13 tahun tinggal di sini, setiap hujan deras airnya masuk, terutama dari belakang," ucap Mawardi seperti dikutip Merdeka.com.
Harapan memiliki rumah pupus hingga usianya kini. Sempat ada yang menjanjikan akan membantunya mendapatkan rumah, tapi hanya memberikan angin surga.
"Dulu pernah ada yang bilang akan membantu, saya disuruh siapkan pengantar dan surat lain, untuk dapat rumah veteran. Setelah semua selesai, orangnya tidak datang lagi," kenang Mawardi lirih.
Gaji veteran sebesar Rp 1,2 juta per hanya cukup untuk kebutuhan sehar-hari dan biaya sewa kontrakan sebesar Rp 150 ribu per bulan. Harga tersebut belum termasuk biaya listrik.
Bahkan, di usia tuanya dia masih harus memeras keringat sebagai tukang rumput di Kompleks BTN Tanjung Gusta demi uang tambahan.
Padahal apalah kurangnya sumbangsih Mawardi untuk bangsa. Sejak diakui negara sebagai veteran mulai 1981, dia mendapat sejumlah piagam penghargaan.
Salah satunya lencana yang tertera di baju veteran miliknya yang disebut Lencana Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia. Piagam penghargaan tersebut pun ditandatangani langsung oleh presiden BJ Habibie.
Mawardi adalah pejuang di Banyumas, Jawa Tengah. Mawardi pun berkisah tentang bagaimana perjuangannya dulu.
"Jepang yang ajari aku berperang. Baris berbaris, pakai bambu runcing dan nyanyi lagu Jepang. Habis bom atom, Belanda masuk, baru kita gerilya. Belanda kuatnya siang, kita kuatnya malam, tapi waktu itu kita dibantu dengan ilmu sirep," tutur Mawardi bersemangat.
Entah kapan Mawardi akan mendapatkan rumah impian yang akan memberikannya ketenangan. "Aku nggak ingin kaya. Harapan masa tua ini ya pikiran tenang, ada rumah," ujarnya penuh harap.
[asa]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment