Foto: Internet. |
JAKARTA JPNN.--Kelompok
pengganggu keamanan di Poso rupanya juga tangguh di dunia cyber. Tak
tanggung-tanggung, mereka meretas situs milik kavaleri pengintai Kostrad
TNI AD. Situs yang beralamat di http://kikavtai2.mil.id/ itu berubah
menjadi pernyataan sikap kelompok ini.
"Kami sudah menelusuri pernyataan itu. Sekarang tim cyber masih melacak," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantornya kemarin (01/01). Kelompok Santoso ini menamakan dirinya Batalion Abu Wardah Gugus Tugas Poso.
Hingga tadi malam, situs internet yang sebelumnya milik satuan elit berbaret hitam itu masih dalam posisi teretas. Sebuah regu bernama sariyatu tsari wa dawaa cyber team mengaku bertanggungjawab atas pembobolan situs milik Kostrad itu.
Isinya, mereka mengklaim akan terus melakukan serangan terhadap Densus 88 di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka marah karena polisi menutup Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Putri Darul-Anshar yang berada di Desa Ueralulu, Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Poso.
"Sebagai rasa solidaritas kami dengan segenap kemampuan kami dan jiwa raga kami sampai titik darah penghabisan," tulis pernyataan itu.
Kelompok ini juga menolak dikaitkan dengan Jamaah Anshorut Tauhid. Kami menyesalkan tindakan Densus 88 laknatullah yang menangkapi orang-orang di luar kami dan tidak ada hubungannya sama sekali. Bahkan, mereka menantang Densus 88 untuk langsung datang ke lokasi persembunyian yang menurut kelompok ini sudah diketahui oleh polisi.
Kombes Agus Rianto menjelaskan, klaim-klaim kelompok seperti ini menjadi bahan penyidikan yang penting. "Tim cyber kita hebat-hebat. Nanti akan kita lacak daripada mereka melakukan peretasan itu, ini justru petunjuk yang bagus untuk tim kita," katanya.
Yang jelas, lanjut Agus, Santoso masih menjadi daftar pencarian orang paling wahid di dunia terorisme di Indonesia saat ini. "Dia dalang utama serangan-serangan di Poso dan beberapa lokasi lain," katanya.(rdl)
"Kami sudah menelusuri pernyataan itu. Sekarang tim cyber masih melacak," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantornya kemarin (01/01). Kelompok Santoso ini menamakan dirinya Batalion Abu Wardah Gugus Tugas Poso.
Hingga tadi malam, situs internet yang sebelumnya milik satuan elit berbaret hitam itu masih dalam posisi teretas. Sebuah regu bernama sariyatu tsari wa dawaa cyber team mengaku bertanggungjawab atas pembobolan situs milik Kostrad itu.
Isinya, mereka mengklaim akan terus melakukan serangan terhadap Densus 88 di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka marah karena polisi menutup Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Putri Darul-Anshar yang berada di Desa Ueralulu, Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Poso.
"Sebagai rasa solidaritas kami dengan segenap kemampuan kami dan jiwa raga kami sampai titik darah penghabisan," tulis pernyataan itu.
Kelompok ini juga menolak dikaitkan dengan Jamaah Anshorut Tauhid. Kami menyesalkan tindakan Densus 88 laknatullah yang menangkapi orang-orang di luar kami dan tidak ada hubungannya sama sekali. Bahkan, mereka menantang Densus 88 untuk langsung datang ke lokasi persembunyian yang menurut kelompok ini sudah diketahui oleh polisi.
Kombes Agus Rianto menjelaskan, klaim-klaim kelompok seperti ini menjadi bahan penyidikan yang penting. "Tim cyber kita hebat-hebat. Nanti akan kita lacak daripada mereka melakukan peretasan itu, ini justru petunjuk yang bagus untuk tim kita," katanya.
Yang jelas, lanjut Agus, Santoso masih menjadi daftar pencarian orang paling wahid di dunia terorisme di Indonesia saat ini. "Dia dalang utama serangan-serangan di Poso dan beberapa lokasi lain," katanya.(rdl)
RELATED NEWS |
No comments:
Post a Comment