"Tidak adakompromi untuk masalah kedaulatan," katanya usai membuka pertemuanke-12 pimpinan Angkatan Darat Se-ASEAN di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan masalah separatis bersenjata harus dihadapi dengan kekuatan bersenjata.
"Kalau kami hadapi tanpa senjata, maka kami akan mati konyol nanti.Tetapi langkah kami melakukan itu tidak seolah-olah, terkadang adamasyarakat yang mudah dibohongi dengan janji-janji dan terlena,terbawa, maka kita harus bijak menyikapinya. Tetapi andai ada satukeinginan untuk memerdekankan diri tentu kami akan menghadapinya," ujarPramono menegaskan.
Kasad menegaskan,"Masalah pada dasarnya TNI Angkatan Darat komitmenjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak adakompromi masalah kedaulatan,".
Sejak awal Oktober 2011 sejumlah peristiwa menodai situasi keamanan diPapua. Sejak Senin (10/10) ribuan karyawan PT Freeport Indonesia dankelompok masyarakat adat pemilik hak ulayat wilayah tambang yang sedangmelakukan aksi massa, bentrok dengan aparat keamanan.
Massa yang datang dengan konvoi jalan kaki dari Sekretariat SPSI PTFreeport di Jalan Perintis Kemerdekaan Timika Indah, bermaksud naik kelokasi tambang melalui Terminal Gorong-gorong. Tujuan mereka adalahuntuk menghentikan sementara waktu operasional perusahaan.
Aksi massa terhenti di pintu masuk Terminal Gorong-gorong. Pihakmanajemen yang dibantu aparat keamanan menghadang mereka. Aksi kemudianmemanas dan terjadilah bentrokan yang mengakibatkan seorang karyawan PTFreeport peserta aksi, Piter Ayami Seba, tertembak aparat keamanan danmeninggal.
Beberapaorang lainnya, baik dari pihak karyawan maupun aparat, mengalamiluka-luka. Massa yang marah, akhirnya membakar tiga mobil kontainermilik perusahaan dan memblokir ruas jalan Mil 28.
Hingga saatini, aksi pemblokiran di ruas jalan yang menjadi akses utama menujulokasi pertambangan Freeport di Tembagapura tersebut, diberitakan masihterus berlangsung.
Pihakperusahaan, seperti disampaikan Presiden Direktur dan CEO PT FreeportIndonesia, Armando Mahler, di Timika, mengimbau agar aksi pemblokiransegera dibuka. Sebab, menurutnya, pemblokiran akan dapat menghambatsuplai logistik, makanan dan obat-obatan termasuk bahan bakar untukpesawat dari Pelabuhan Porsite Amamapare ke Timika dan Tembagapura.
Pada medio pekan lalu, Kongres III Papua juga dibubarkan aparat karenamendeklarasikan Negara Papua Barat Merdeka. Akibatnya selain enam orangditetapkan sebagai tersangka makar, sejumlah warga sipil juga meninggaldunia karena tertembak peluru aparat dan lainnya luka-luka.
Tak hanya itu sejumlah fasilitas seperti asrama dan kendaraan roda duadan empat dirusak massa. Pada Senin ini, Kapolsek Mulia Puncak Jaya,Ajun Komisaris Dominggus Oktavianus Awes, tewas setelah ditembak orangtak dikenal. sekitar pukul 11.00 WIT. Awes yang bertugas menjaga areaBandar Undara Mulia, Puncak Jaya, saat itu berada di samping sebuahpesawat perintis dan dua orang mendadak mendatangi Awes danmenyergapnya.
Awes terjatuh dan tertindih seorang pelaku dan pelaku lainnya merampaspistol Awes dan menembakkannya pada bagian kepala korban. Beberapamenit kemudian bantuan aparat datang ke tengah bandara. Awes dilarikanke Rumah Sakit Mulia, namun nyawanya tak tertolong.
(R018)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011