Friday, June 17, 2016
Tito Karnavian Saat Kuliah di Akpol Cuma Dibekali Rp12 Ribu
Cuma sekali itu saja saya beri dia uang, kata ayah Tito.
Oleh : Rochimawati, Aji YK Putra (Palembang)
VIVA.co.id – Calon tunggal Kepala Kepolisian RI, Komjen Tito Karnavian, kini jadi sorotan publik. Siapa sangka, jenderal polisi bintang tiga ini bisa ‘melangkahi’ para seniornya untuk menjadi calon Kapolri.
Banyak yang mengira, Tito selalu menjalani hidupnya dengan mulus dengan berbagai pencapaian yang gemilang sebagai polisi. Namun, siapa sangka dia pernah hidup pas-pasan.
Jenderal asal Palembang tersebut, saat menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pertengahan dekade 1980-an tidak punya uang banyak. Ketika itu, anak kedua dari enam bersaudara putra Muhammad Saleh (77) tersebut hanya diberi bekal uang Rp12 ribu.
“Kondisi ekonomi keluarga lagi morat-marit. Adik-adik Tito juga masih sekolah. Sehingga waktu itu hanya bermodal Rp12 ribu untuk biaya hidupnya selama pendidikan,” kata Muhammad Saleh, ayah kandung Tito di Palembang, Jumat 17 Juni 2016.
Saleh, yang merupakan mantan Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) selama 1963-1965, tak menyangka Tito ingin menjadi seorang polisi. Sebab, sebelum mendaftar di Akpol, Tito baru saja lulus di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Sekolah Tinggi Akuntansi Nasional (STAN) Jakarta.
“Awalnya tak menyangka mau jadi Polisi. Alasan Tito cuma tak ingin merepotkan orang tua. Sebab, kalau memilih menjadi polisi biaya pendidikannya gratis dan ditanggung pemerintah, sehingga tidak menyusahkan orang tuanya. Alasannya cuma itu,” ujar Saleh
Akhirnya Tito lulus Akpol dengan menerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik tahun 1987. Tak satu kali pun dia merepotkan orang tua. “Tidak pernah dikasih uang lagi, cuma satu kali itu saja. Tito pun tak mau lagi merepotkan,” kata Saleh.
Menurut Salleh, sejak kecil jiwa kepemimpinan Tito telah terlihat dengan mengajarkan adik-adiknya yang lain. “Dari kecil memang sudah terlihat, sering mengajarkan adik-adiknya. Kalau adiknya ada PR pasti dia bantu. Begitu juga dengan Tito, dia baru main setelah pekerjaan rumah selesai,” tutur Saleh.
(ren)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment