Thursday, April 24, 2014
BLH KAB CIREBON, MACAB PPM CIREBON DAN LSM PANG LAOT YUDHA PUTRA TANAM 15.000 MANGROVE
Cirebon - Untuk meminimalisir terjadinya abrasi pantai, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon, Pemuda Panca Marga Kabupaten Cirebon dan LSM Pang Laot Yudha Putra pada tanggal 16 April 2014 mengadakan penanaman tananman mangrove di pesisir pantai Desa Jadimulya Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
Pada acara penanaman tersebut dihadiri oleh Kapolsek Gunung Jati, Danramil 2001 (Sebagai Pembina Pemuda Panca Marga Kabupaten Cirebon), Camat Gunung Jati, Siswa Pelajar dan KPLH Jawa Barat
Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon, Ita Rohpitasari;
“Tujuan penanaman mangrove ini agar bisa mengurangi terjadinya abrasi pantai dan kita ada 8 (delapan) Kecamatan yang akan ditanami mangrove, karena melihat bahwa kondisi sekarang tanaman mangrove banyak yang telah punah dibabat diperuntukan menjadi tambak. Kegiatan ini juga merupakan pembelajaran kepada masyarakat pengguna tambak bahwa begitu pentingnya tanaman mangrove karena selain sebagai pencegah terjadinya abrasi juga sebagai padang lamun”
Sementara Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga bidang Departemen Lingkungan Hidup, Ir. Teuku Fachrudin menyatakan pihaknya bekerjasama dengan BLHD Kabupaten Cirebon, LSM Pang Laot Yudha Putra dan KPLH Jawa Barat dalam rangka penanaman Mangrove sebanyak 15.000 pohon.
“Untuk sekarang ini kami bersama BLHD menanam 15.000 pohon mangrove. Sebelumnya kami juga pernah melakukan penanaman mangrove dalam rangka HUT Pemuda Panca Marga Kabupaten Cirebon tahun 2011 sebanyak 30.000 pohon, pada tahun 2012 sebanyak 50.000 pohon, bekerjasama dengan PLN sebanyak 30.000 pohon dan terakhir bekerjasama dengan PGN sebanyak 16.000 pohon. Alhamdulillah, dari sekian banyak yang kami tanam 60 % hidup dan tumbuh dengan sempurna sehingga di lokasi yang telah kami tanam sudah dapat kita meminimalisir abrasinya.”
Menurut Fachruddin, tingkat abrasi pesisir pantai di Kabupaten Cirebon sangat memprihatinkan dari panjang garis pantai 54 km (lima puluh empat kilometer) setiap tahunnya terjadi abrasi. Bisa di bayangkan bila setiap tahun abrasi terjadi seluas 1 (satu) meter maka 5,4 ha (lima koma empat hektar) daratan kita menjadi hilang, untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus melalui rehabilitasi pesisir dengan tanaman mangrove.
Pada kegiatan ini BLHD, Pemuda Panca Marga dan LSM Pang Laot Yudha Putra menanam 3 (tiga) jenis tanaman mangrove, seperti : Rizhophora Spesis Muchronata, Avicenia Spesis Marina dan Bruguera.
Sedangkan untuk mengontrol tingkat abrasi biasanya organisasi Pemuda Panca Marga Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Dinas Kelautan Kabupaten Cirebon dan LSM Panglaot Yudha Putra. Dimana pengurus LSM Panglaot Yudha Putra adalah petani tambak yang berhadapan langsung dengan pesisir pantai (A-61/Hendra/KPLH)’’
Wednesday, April 02, 2014
Terima Banyak Penghargaan, Veteran Itu Kini Ngontrak di Gubug Reot
Reporter: Emma
AyoGitaBisa.com - Menjadi pejuang di masa kemerdekaan dengan sejumlah penghargaan tak menjamin hidup seorang veteran sejahtera. Seperti yang dialami Mawardi, warga Deli Serdang, Sumatera Utara.
Veteran berusia 87 tahun ini, bersama sang istri, Saniah, terpaksa tinggal di kontrakan sempit yang lebih mirip gubuk di Gang Gintar, Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Tanjung Gusta, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara. Mawardi mengaku selama 13 tahun dirinya tinggal di sana dan kerap kebanjiran kalau hujan turun.
"Saya sudah 13 tahun tinggal di sini, setiap hujan deras airnya masuk, terutama dari belakang," ucap Mawardi seperti dikutip Merdeka.com.
Harapan memiliki rumah pupus hingga usianya kini. Sempat ada yang menjanjikan akan membantunya mendapatkan rumah, tapi hanya memberikan angin surga.
"Dulu pernah ada yang bilang akan membantu, saya disuruh siapkan pengantar dan surat lain, untuk dapat rumah veteran. Setelah semua selesai, orangnya tidak datang lagi," kenang Mawardi lirih.
Gaji veteran sebesar Rp 1,2 juta per hanya cukup untuk kebutuhan sehar-hari dan biaya sewa kontrakan sebesar Rp 150 ribu per bulan. Harga tersebut belum termasuk biaya listrik.
Bahkan, di usia tuanya dia masih harus memeras keringat sebagai tukang rumput di Kompleks BTN Tanjung Gusta demi uang tambahan.
Padahal apalah kurangnya sumbangsih Mawardi untuk bangsa. Sejak diakui negara sebagai veteran mulai 1981, dia mendapat sejumlah piagam penghargaan.
Salah satunya lencana yang tertera di baju veteran miliknya yang disebut Lencana Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia. Piagam penghargaan tersebut pun ditandatangani langsung oleh presiden BJ Habibie.
Mawardi adalah pejuang di Banyumas, Jawa Tengah. Mawardi pun berkisah tentang bagaimana perjuangannya dulu.
"Jepang yang ajari aku berperang. Baris berbaris, pakai bambu runcing dan nyanyi lagu Jepang. Habis bom atom, Belanda masuk, baru kita gerilya. Belanda kuatnya siang, kita kuatnya malam, tapi waktu itu kita dibantu dengan ilmu sirep," tutur Mawardi bersemangat.
Entah kapan Mawardi akan mendapatkan rumah impian yang akan memberikannya ketenangan. "Aku nggak ingin kaya. Harapan masa tua ini ya pikiran tenang, ada rumah," ujarnya penuh harap.
[asa]
Subscribe to:
Posts (Atom)