Saturday, August 11, 2018
Setelah Dilantik Presiden, Tugas LVRI Semakin Berat
Tepat di Hari Veteran Nasional, Jumat, 10 Agustus 2018,KOMPASIANA, Presiden RI Joko Widodo melantik 27 orang Veteran RI hasil dari Kongres XI Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Istana Negara. Hadir pula Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Ketika Kongres LVRI XI pada Senin-Kamis, 17 hingga 19 Oktober 2017 terpilih kembali Letnan Jenderal (Letjen) TNI Purnawirawan Rais Abin sebagai Ketua Umum LVRI untuk ketiga kalinya periode 2017-2022. Pertama, ia terpilih sebagai Ketua Umum LVRI periode 2007-2012. Kedua, ia terpilih lagi untuk periode 2012-2017.
Pelantikan oleh Presiden RI ini, merupakan hadiah hari lahirnya ke 92 yang jatuh pada 15 Agustus 2018. Menurut saya, ini merupakan kebahagiaan sendiri buat beliau.
Rais Abin lahir di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia pernah menjadi Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah 1976-1979.
Ia berhasil mendekatkan Mesir-Israel untuk berdamai, sehingga kemudian terciptalah perdamaian di Camp David. Pernah pula dusulkan Menteri Dalam Negeri, Supardjo Rustam kepada Presiden Soeharto menjadi Gubernur Sumatera Barat, tetapi presiden menganggap tenaga dan pikirannya lebih bermanfaat di bidang lain. Terutama di LVRI.
Tugas utama LVRI ke depan, bagaimana mewarisi nilai-nilai perjuangan untuk generasi selanjutnya setelah generasi 1945 semakin sedikit, karena usia mereka rata-rata seperti Rais Abin ini yang lahir pada tahun 1926.
Benar yang dikatakan seorang pujangga bahwa, "Kami bukan pembangun candi, kami hanya pengangkut batu, dari angkatan yang segera punah, dengan harapan di atas pusara kami akan lahir generasi yang lebih sempurna."
Rintihan seorang veteran tua yang disampaikan seorang pujangga Belanda itu, merupakan kata-kata bijak di saat akan berlangsungnya peralihan generasi di tubuh LVRI pejuang. Kata-kata itu penuh makna. Sebuah hasil karya yang diberikan angkatan sebelumnya akan dilanjutkan oleh generasi lebih muda.
Generasi terdahulu tidak pula harus menepuk dada dengan hasil yang dicapainya. Ia hanya pembangun sebuah bangunan candi yang menjadi sebuah simbol pijakan yang sempurna. Ia hanyalah seorang pengangkut batu dari sebuah angkatan yang segera punah dan berharap nilai-nilai perjuangan 1945 akan dilanjutkan oleh generasi yang lebih sempurna.
Subscribe to:
Posts (Atom)