### Hal seiring Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan Letnan Jenderal TNI (purn) Rais Abin dan Mayor Jenderal TNI (purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang mengajukan uji materi atau judicial review terhadap Pasal 33 ayat 6 UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. ######SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KEMBALI BUNG ABRAHAM LUNGGANA ,SH,MH UNTUK MASA JABATAN 2016-2020 HASIL MUNAS IX PEMUDA PANCA MARGA TANGGAL 7-9 AGUSTUS 2016 ####

Monday, September 30, 2013

Komandan RPKAD marah dilucuti Tjakrabirawa di Bali

Reporter : Ramadhian Fadillah. MERDEKA.COM Bali tahun 1965 jauh dari kata indah, tak ada kedamaian di sana. Setelah ratusan tahun, baru saat itu tak ada turis di Pulau Dewata. Teror terjadi di mana-mana. Orang-orang yang dicap Partai Komunis Indonesia (PKI) dibantai dengan kejam. Wartawan Senior Hendro Subroto melukiskan peristiwa itu dalam buku 'Perjalanan Seorang Wartawan Perang' yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan. "Bulan Desember 1965, tak seorangpun wisatawan terlihat di Pantai Kuta. Jalan-jalan sunyi mirip hari raya Nyepi. Sepanjang jalan banyak rumah yang telah menjadi puing-puing, akibat pengrusakan atau dibakar massa," beber Hendro. Saat itu satu kompi pasukan RPKAD dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo tiba di Bali. Operasi militer di Jawa Tengah berbeda dengan di Bali. "Di Jawa Tengah, RPKAD menggalang masyarakat agar bersama-sama dengan ABRI melawan G30S/PKI. Di Bali, RPKAD harus mencegah masyarakat yang bergerak sendiri-sendiri yang melawan G30S/PKI secara agresif sehingga menimbulkan jatuh korban," kata Kolonel Sarwo Edhie pada Hendro.
Saat itu Kolonel Sarwo Edhie berniat meninjau istana Tampaksiring yang merupakan tempat peristirahatan Presiden Soekarno. Istana tersebut dijaga anggota Resimen Tjakrabirawa. Perwira jaga meminta semua senjata milik pasukan RPKAD diserahkan di pos penjagaan. Sarwo Edhie yang ramah dan simpatik berubah marah. Dia membentak perwira jaga. "Baret merah tidak kenal dilucuti. Tahu kamu!" bentak Sarwo Edhie. Anak buah Sarwo langsung siaga dengan senjata masing-masing. Melihat itu Tjakrabirawa di pos jaga langsung berdiri dengan sikap sempurna. Wajah mereka pucat pasi-pasi. RPKAD saat itu merasa sedang melakukan operasi militer di Bali. Karena itu mereka tak terima dilucuti. Padahal memang keharusan jika tentara menyerahkan senjata saat akan memasuki istana. Di Bali juga Hendro melihat seorang tahanan PKI yang melarikan diri dan menolak menyerah. Tahanan yang ternyata seorang kapten itu tewas diberondong RPKAD dan polisi militer. Ada 56 peluru bersarang di tubuhnya. Hendro ternyata mengenal orang itu. Sang kapten menikahi adik guru Hendro. Hendro juga yang memotret orang itu saat menikah. Di kitab suci yang ditinggalkan tahanan tewas itu ada satu pesan untuk istri tercinta. "Djeng, dina iki aku ngadep marang Gusti..." artinya kira-kira, "Dik, hari ini aku menghadap Tuhan."

Sunday, September 29, 2013

'Soeharto yang rekomendasikan Untung masuk Tjakrabirawa'

Reporter : Ramadhian Fadillah, Islahudin-MERDEKA.COM Nama Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Tjakrabirawa Letnan Kolonel Untung Sjamsuri dicatat dengan tinta merah dalam sejarah. Aksinya menculik tujuh jenderal di malam kelam 1 Oktober 1965 dikutuk. Akibat perbuatan Untung pula kelak Resimen Tjakrabirawa dibubarkan dan Soekarno dipreteli kekuasaannya oleh Jenderal Soeharto. Tjakrabirawa adalah pasukan elite pengawal presiden dari empat angkatan. Seleksi masuk ke dalam resimen ini cukup berat. Tapi bukan Resimen yang melakukan seleksi ini, melainkan setiap angkatan. Angkatan Darat memberikan pasukan dari Batalyon 454 Banteng Raiders, Angkatan Laut dari Korps Komando Operasi, Angkatan Udara memberikan Pasukan Gerak Tjepat dan Kepolisian menyerahkan Resimen Pelopor. Bagaimana Untung bisa masuk ke Tjakrabirawa? "Untung itu direkomendasikan Soeharto. Dia dekat dengan Soeharto dan juga Yani (Ahmad Yani)," kata Wakil Komandan Batalyon Tjakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan, saat berbincang dengan merdeka.com, di Jakarta, Jumat (27/9).
Versi Saelan, saat itu Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan dari Angkatan Darat kosong karena ditinggal oleh Letkol Ali Ebram yang dipromosikan ke bagian intelijen. Ali Ebram berasal dari pasukan elite Batalyon 454 Banteng Raiders di Semarang, Jawa Tengah. Maka penggantinya pun berasal dari Banteng Raiders. Saat itu Untung menjadi komandan batalyonnya. Saelan mengingat Untung ke Jakarta akhir tahun 1964 atau awal 1965. Untung yang saat itu berpangkat Mayor bukan tentara sembarangan. Pria kelahiran Kebumen 3 Juli 1926 itu jago perang dengan banyak penghargaan. Dalam operasi Mandala di Irian Barat, Untung meraih Bintang Sakti. Anugerah tertinggi untuk anggota militer. Prestasi itu hanya bisa disamai oleh Mayor Benny Moerdani dari Resimen Para Komando Angkatan Darat. Nah, Soekarno dulu sempat kesengsem dengan Benny Moerdani. Tahun 1964, Benny seorang diri melerai tawuran berdarah antara RPKAD dan Tjakrabirawa dari KKO Angkatan Laut. Kabar soal keberanian Benny, sampai pula ke telinga Soekarno. Dia meminta Benny bergabung menjadi Komandan Tjakrabirawa. Tapi rupanya Benny tak minat. Benny merasa jadi tentara itu harus bertempur, bukan menjadi pengawal. Maka pada Soekarno, Benny mengaku ingin menjadi komandan brigade. Artinya Benny ingin terus berkarir di pasukan, walau berat Soekarno merelakan Benny. "Bung Karno memang lebih dulu mengenal Benny sehingga lebih dekat. Yang menikahkan Benny dulu juga Bung Karno," kata Saelan. Karena Benny menolak, akhirnya Untung yang terpilih. Toh, prestasi Untung pun tak kalah dari Benny. "Untung tentara sejati. Tubuhnya pendek dan berotot. Dia ikut bertempur bersama Yani melawan Permesta di Sumatera dan di Irian bersama Soeharto," jelas Saelan. Menurut Saelan, Untung memang pintar bertempur, sayang dia tak pintar politik. Saelan tak menduga kalau tiba-tiba Untung membawa anak buahnya menculik para jenderal. Untung tak pernah banyak bicara. Saelan mengingat hanya dua kali Untung berbicara dengan Soekarno, posisi Untung memang mengamankan ring luar. "Saat melapor di awal penugasan dan saat Idul Fitri, itu dikumpulkan semua anggota Tjakrabirawa. Itu saja. Tidak benar kalau ada yang bilang Untung pernah melapor soal dewan jenderal pada Bung Karno," beber Saelan. Betapa terkejutnya Saelan saat mendengar anggota Tjakrabirawa ikut terlibat penculikan para jenderal. Tapi semuanya sudah terlambat. Untung yang pendiam itu telah melangkah terlalu jauh. Kedekatan Untung dengan Soeharto juga dituliskan oleh Mantan Wakil Perdana Menteri II Soebandrio. Keduanya sama-sama divonis mati dan ditahan di Rumah Tahanan Cimahi, Bandung. Saat itu Untung yakin vonis mati untuknya cuma sandiwara. Dia juga meyakini akan diselamatkan oleh Soeharto. "Percayalah Pak Ban. Vonis untuk saya itu mungkin hanya sandiwara," kata Untung. Tapi pertolongan dari sang sahabat tak kunjung datang. Untuk ditembak di sebuah desa di Cimahi, akhir Maret 1966. Justru Soebandrio yang akhirnya tak jadi divonis karena permintaan Ratu Elizabeth. Dulu Soebandrio sempat jadi Dubes RI di London. [ian]

Saturday, September 14, 2013

Kisah polisi ditembak hingga cacat saat lindungi Soekarno

Reporter : Ramadhian Fadillah MERDEKA.COM Penembakan pada anggota polisi makin sering terjadi. Setelah Aipda Anumerta Sukardi ditembak hingga tewas di depan KPK, giliran Briptu Ruslan Kusuma ditembak di Cimanggis, Depok. Motor Ninja 250 CC milik Ruslan diambil pelaku yang berjumlah empat orang.
Dulu, Presiden Soekarno mempunyai pengawal khusus. Mereka disebut Detasemen Kawal Pribadi (DKP), anggotanya berasal dari satuan polisi istimewa yang kini disebut Brimob. Kesetiaan mereka teruji menyelamatkan Soekarno dari berbagai percobaan pembunuhan. Demi sang presiden, anggota DKP siap jadi tameng hidup. Bulan Januari 1962, Presiden Soekarno dijadwalkan berpidato di Makassar. Hari sudah beranjak malam, ketika rombongan presiden menuju gedung pertemuan. Rombongan presiden pun melaju. Iring-iringannya dibuka sepeda motor sebagai voor rijders, lalu diikuti satu jip kawal pribadi (DKP), baru mobil RI-1. Setelah itu di belakangnya satu jip DKP, dan ditutup motor kawal belakang. Ketika memasuki jalan Tjendrawasih yang sepi dan gelap. Tiba-tiba terdengar ledakan. Mobil Presiden digranat. Untungnya serangan itu meleset. Ajudan Soekarno , Mayor Bambang Widjanarko menceritakan kisah itu dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno ' yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia tahun 2010. Bambang memerintahkan Soekarno tiarap. Saat seperti itu, protap keselamatan presiden semua dipegang ajudan. Di sekeliling mobil, anggota DKP bersiaga. Mereka menjadi tameng melindungi Soekarno . Jika para penyerang sudah menempatkan penembak jitu, bisa dibayangkan rombongan Soekarno akan menjadi sasaran empuk. Untung sekali lagi, penyerang hanya melemparkan granat tanpa diikuti serangan lain. Setelah kondisi dirasa aman, rombongan meneruskan perjalanan menuju Gedung Olahraga Makassar. Soekarno berpidato membakar semangat rakyat seolah-olah tak terjadi apa-apa dalam peristiwa itu. Tapi DKP makin merapatkan penjagaan. Ketika Soekarno hendak kembali ke gubernuran, Bambang dan DKP mengatur siasat. Wali Kota Makassar duduk di dalam mobil kepresidenan. Tak lupa dia diminta mengenakan kopiah seperti Soekarno . Sementara itu Soekarno menumpang mobil di belakang iring-iringan itu. Tak ada serangan saat kembali. Soekarno pun selamat sampai gubernuran. Cerita heroik soal anggota DKP ini juga dikisahkan Komandannya AKBP Mangil. Saat itu Soekarno melaksanakan Salat Idul Adha di Istana. "Saya duduk enam langkah di depan bapak. Di samping saya duduk Inspektur Polisi Soedio. Kami berdua menghadap ke arah umat. Sedangkan tiga anak buah, Amon Soedrajat, Abdul Karim dan Susilo pakai pakaian sipil dan berpistol duduk di sekeliling bapak," cerita Mangil dalam buku Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan & Petualang yang ditulis wartawan Senior Julius Pour, terbitan Kompas. Tiba-tiba saat rukuk, seorang pria bertakbir keras. Dia mengeluarkan pistol dan menembak ke arah Soekarno . Refleks, semua pengawal berlarian menubruk Soekarno . Amoen melindungi Soekarno dengan tubuhnya. Sebutir peluru menembus dadanya. Amoen terjatuh berlumuran darah. Pistol menyalak lagi. Kali ini mengenai menyerempet kepala Susilo. Tapi tanpa menghiraukan luka-lukanya, Susilo menerjang penembak gelap itu. Dua anggota DKP membantu Susilo menyergap penambak yang belakangan diketahui bernama Bachrum. Pistol milik Bachrum akhirnya bisa direbut DKP. Soekarno berhasil diselamatkan. Begitu juga dengan dua polisi pengawalnya. Untungnya walau terluka parah, Amoen dan Susilo selamat. Bambang Widajanarko memuji kesiapsiagaan para anggota DKP. Tanpa tindakan heroik mereka, Soekarno sudah tewas. Mereka rela berkorban bahkan nyawa sekalipun. "Seorang anggota kawal pribadi berkorban hingga cacat seumur hidupnya," kisah Bambang.

Saturday, September 07, 2013

Haji Lulung Mengaku Sudah Selesai dengan Ahok

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana, menyatakan aksi walkout yang dilakukan Fraksi PPP saat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghadiri sidang paripurna, Senin, 2 September 2013 kemarin tidak ada kaitannya dengan dirinya.
"Ini bukan antara Haji Lulung dengan Ahok, yang soal Tanah Abang itu sudah selesai," ucapnya kepada Tempo, Selasa, 3 September 2013. Ia menuturkan sikap yang diambil partainya merupakan lanjutan dari surat yang pernah diajukan Fraksi PPP kepada Ketua DPRD DKI, Ferrial Sofyan, agar mengundang Ahok untuk mengklarifikasi beberapa pernyataannya yang terkesan menyudutkan anggota dewan. "Fraksi PPP meminta kembali, mendesak ketua dewan untuk memanggil Pak Ahok, kami ingin meminta klarifikasi," kata pria yang akrab disapa Haji Lulung ini. Pernyataan Ahok yang dianggap menyudutkan anggota dewan, lanjut Haji Lulung, antara lain tentang Pansus MRT. Ahok menuding pansus hanya mencari honor. Yang kedua, mengenai hak interpelasi anggota dewan, yang dianggap hanya sebagai gagah-gagahan. Dan yang terakhir, pernyataan Ahok mengenai ada oknum DPRD yang bermain di Tanah Abang. LINDA TRIANITA PPP Walkout terhadap Ahok, Ini Sikap Ketua DPRD

Peristiwa Pembunuhan Serka Heru Santoso

SELAMAT JALAN PEJUANG, REKANMU TELAH MEMBUKTIKAN WALAUPUN DIA HARUS MENJALANI HUKUMAN DI DUNIA DEMI PERJUANGANMU MENJALANKAN PERINTAH DINAS INTELEJEN MENINGGAL DENGAN SIA-SIA DITANGAN PARA PREMAN TANPA TANDA JASA MENINGGAL DALAM TUGAS, SEMOGA DITERIMA DISISINYA

Friday, September 06, 2013

Mimpi TNI jadi macan Asia Tenggara

Reporter : Mardani-MERDEKA.COM
Di era Presiden Soekarno , kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertumbuh pesat. Kepandaian Bung Karno dalam menjalankan politik luar negerinya membuat Indonesia banyak mendapat peralatan militer dari negara lain seperti Uni Soviet dan China. Tak heran, di era pemimpin besar revolusi itu, kekuatan yang dimiliki TNI sangat diperhitungkan negara lain. Saat itu, Bung Karno bahkan pernah mengirimkan kapal selam TNI AL untuk berpatroli di Laut Selatan saat konflik antara Pakistan dan India memanas. Bung Karno juga meminjamkan sejumlah pesawat tempur Mig-19 AURI kepada Pakistan untuk memperkuat armada udara mereka kala itu. Namun, sejak Bung Karno lengser, armada militer yang dimiliki TNI tak bertambah, bahkan cenderung menurun. Hal itu berakibat pada menurunnya kekuatan TNI jika dibandingkan negara lain. Di era Presiden Megawati Soekarno putri, upaya modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI dilakukan. Putri Bung Karno itu memulainya dengan membeli sejumlah pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Langkah itu dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ). Di periode keduanya ini, modernisasi peralatan tempur TNI terus dilakukan. Bahkan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin pada 2014 mendatang, TNI akan memiliki kekuatan terbesar alias menjadi macan di Asia Tenggara. "Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Purnomo saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis (5/9). Menurutnya, banyak Alutsista TNI yang ditambah, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, Tank Leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat Sukhoi untuk TNI AU. "Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri. Diketahui, TNI AD akan diperkuat 61 Tank Leopard Ri, 42 unit Tank Leopard 2A4, dan 50 tank Marder. Tank produksi Pabrik Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013. Tank kelas berat tersebut akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Untuk artileri, TNI AD membeli MLS Astros II dari Brasil. MLS Astros II merupakan mobil tempur yang mampu meluncurkan 2 roket, 4 roket dan 16 roket. Jika dalam posisi laras peluncuran 2 roket, jangkauan yang dicapai hingga 300 km. Astros II akan dioperasikan Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur. TNI AD juga menambah daya gempur lewat udara dengan sejumlah helikopter serang. Kini Dinas Penerbang TNI AD mengandalkan 3 buah Mi-35 Hind E produksi Rusia, maka kini TNI AD telah membeli 8 unit Apache tipe AH-64E seharga USD 500 juta dari AS. Helikopter serang canggih ini akan ditempatkan di Laut China Selatan. Sejumlah panser dan persenjataan lain juga akan memperkuat TNI AD. Sementara, untuk armada laut, TNI AL telah memesan 3 kapal selam dari Korea Selatan. Kapal itu diharap sudah bisa memperkuat Indonesia mulai tahun 2015. Saat ini wilayah laut Indonesia yang begitu luas hanya dijaga 2 kapal selam. TNI AL juga akan membeli 11 helikopter antikapal selam dan menghidupkan kembali skadron antikapal selam. Helikopter ini diharapkan sudah datang tahun 2014 dan ditaruh di Surabaya. TNI AL berencana memesan 35 kapal cepat rudal (KCR) untuk mewujudkan kebutuhan minimum. 2 KCR, yakni KRI Celurit-641, dan KRI Kujang-642 telah memperkuat armada barat. TNI AL juga ingin membeli 3 kapal frigat buatan Inggris. Kapal ini awalnya dipesan Brunei Darussalam, tetapi kemudian tidak jadi karena butuh personel banyak untuk mengawakinya. Untuk marinir, 17 Tank Amfibi BMP-3F dari Rusia telah datang sejak 2012. Idealnya korps baret ungu ini memiliki 95 tank BMP-3F. Kemhan berjanji akan terus melengkapinya secara bertahap. Di udara, kekuatan TNI AU semakin diperkuat dengan datangnya 2 pesawat Sukhoi SU-30 MK2 pada Februari 2013 lalu. Secara bertahap, diharapkan TNI AU bisa memiliki 16 jet Sukhoi. 16 Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan juga akan memperkuat TNI AU. 1 Skadron ini direncanakan untuk menggantikan pesawat Hawk yang akan segera dipensiunkan. Selain itu hibah 24 pesawat F-16 D Blok 52 dari Amerika Serikat diharapkan sudah datang pertengahan tahun 2014. Pesawat serang darat A29A Super Tucano dari Brazil juga sudah bertahap tiba di Indonesia. Pesawat dengan kualifikasi antigerilya dan serangan darat ini menggantikan OV-10 Bronco yang sudah dibebastugaskan. Untuk pesawat angkut, TNI AU dapat tambahan CN-295. Selain itu 6 unit C-130 H Hercules ditambah hibah Australia sebanyak 4 unit untuk pesawat yang sama. Pesawat lain yang direncanakan akan hadir di antaranya Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1. Dalam ilmu hubungan internasional, sebuah negara harus memiliki kekuatan militer yang mumpuni agar disegani negara-negara lain. Sebab, kekuatan militer menjadi salah satu instrumen utama bagi diplomasi luar negeri sebuah negara. Meski peradaban manusia telah memasuki era modern, kekuatan militer tak bisa dipungkiri masih menjadi salah satu faktor utama sebuah negara dihargai oleh negara lain. Dengan militer yang kuat, sebuah negara dapat memainkan peranan lebih di pergaulan internasional, yang tentunya akan membawa pengaruh kepada kepentingan ekonomi negara tersebut. Tengok saja Amerika Serikat, Rusia dan China. Semoga TNI ke depannya semakin kuat dan bisa menjadi macan Asia bahkan dunia. Namun harus diingat, kekuatan tersebut harus digunakan untuk kemajuan negara dan demi kemakmurkan seluruh rakyat Indonesia. :)

Wednesday, September 04, 2013

Dilarang panglima, ormas ala TNI marak di sidang Cebongan

Reporter : Mardani > MERDEKA.COM Sidang vonis terhadap 12 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartusuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, digelar hari ini di Pengadilan Militer II-11, Bantul. 12 personel Kopassus itu merupakan terdakwa pembunuh empat narapidana kasus narkoba di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Layaknya sidang-sidang sebelumnya, sidang dipenuhi oleh massa pendukung yang meminta agar Serda Uchok dkk dibebaskan. Saking banyaknya, anggota ormas yang terdiri dari FKPPI, Pemuda Panca Marga, Pemuda Pancasila dan sejumlah ormas lainnya itu meluber hingga ke luar ruang sidang. Namun, kebanyakan dari mereka banyak yang menggunakan seragam atau atribut ala TNI. Dengan berbaret merah, hijau dan berpakaian loreng, para anggota ormas itu tampak gagah di luar pengadilan. Padahal, belakangan penggunaan atribut atau seragam ala TNI oleh Ormas tengah menjadi sorotan. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko sendiri usai dilantik kemarin menegaskan akan menindak tegas ormas yang menggunakan seragam ala TNI. Hal itu dilakukan demi menjaga nama baik TNI. "Saya sudah instruksikan untuk dibersihkan. Tidak boleh seperti itu (ormas menggunakan seragam ala TNI)," kata Jenderal Moeldoko, usai Sertijab panglima TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/8). Moeldoko mengatakan, dalam undang-undang disebutkan ormas dilarang menggunakan seragam atau atribut yang sama dengan lembaga pemerintahan. Namun demikian, pihaknya mengaku akan tetap menggunakan cara-cara persuasif dalam melakukan penertiban. "Pasti kita akan lakukan tindakan persuasif pada awalnya, kalau tidak bisa baru represif," tegas mantan Kasad ini. Belakangan, banyak ormas menggunakan seragam bak prajurit TNI. Layaknya prajurit TNI sungguhan, anggota ormas itu juga menggunakan baret yang memiliki warna sama dengan baret TNI. Di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, misalnya. Ada ormas yang anggotanya menggunakan baret merah layaknya prajurit Kopassus sehingga membuat masyarakat bingung. [dan]