### Hal seiring Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan Letnan Jenderal TNI (purn) Rais Abin dan Mayor Jenderal TNI (purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang mengajukan uji materi atau judicial review terhadap Pasal 33 ayat 6 UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. ######SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KEMBALI BUNG ABRAHAM LUNGGANA ,SH,MH UNTUK MASA JABATAN 2016-2020 HASIL MUNAS IX PEMUDA PANCA MARGA TANGGAL 7-9 AGUSTUS 2016 ####

Tuesday, July 30, 2013

Cerita Sadis Pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe

Sidang Kasus Cebongan Bagus Kurniawan - detikNews Yogyakarta - Kisah penganiayaan terhadap Serka Heru Santoso terus terungkap. Ternyata, sebelum ditusuk menggunakan pisau oleh Dedi, anggota Kopassus Grup II Kartosura itu dipukul menggunakan botol kosong minuman sebanyak dua kali.
Semua pukulan menggunakan botol mengenai kepala korban. Yang pertama kali memukul adalah Dedi. Sedangkan yang kedua adalah Diki. "Dua kali pakai botol sampai pecah," ungkap Joko Kurniawan, mantan sekuriti Hugo's Cafe saat bersaksi dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Serda ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik di Pengadilan Militer II/11 Yogyakarta, di Ringroad Timur, Banguntapan Bantul, Senin (22/7/2013). Joko mengungkapkan hal itu ketika hakim ketua Letkol (CHk) Joko Sasmito menanyakan seputar kronologi kejadian pengeroyokan oleh Diki cs terhadap Heru Santoso. Setelah mengeroyok dan memukuli korban, Dedi kemudian menusuk Heru. Korban terkena tusukan di bagian dada. "Kena bagian apa," tanya hakim ketua. "Bagian dada sebelah kiri," jawab saksi Joko. Joko mengatakan saat dirinya bersama sekuriti lainnya mengangkat korban menuju pintu keluar cafe, Diki cs masih sempat melakukan pemukulan, menendang dan menginjak-injak tubuh korban. Mereka bahkan ada yang melempari korban dengan gelas yang ada di meja kafe. Setelah menolong korban dengan taksi menuju RS Bethesda. Joko pulang kembali ke rumahnya. "Setelah kejadian saya pulang dan istirahat di rumah. HP saya matikan. Saya dapat kabar korban meninggal dari teman pada sore harinya," katanya. Sementara hakim anggota lainnya menanyakan apakah tindakan Diki cs itu termasuk tindakan yang sadis, Joko membenarkannya. "Ya karena sudah diinjak-injak, masih terus dipukuli," katanya. Majelis hakim kemudian menanyakan lagi, apakah hal itu pernah dia lihat sebelumnya, Joko mengaku belum. (bgs/mad)

Saturday, July 27, 2013

Ironi DPR, gaji terbesar ke-4 sejagat masih banyak yang korupsi

Reporter : Randy Ferdi Firdaus, MERDEKA.COM Independent Parliamentary Standards Authority (Ipsa) dan Dana Moneter Internasional (IMF) melansir bahwa gaji anggota DPR Indonesia salah satu yang paling besar di dunia setelah Nigeria, Kenya dan Ghana. Namun sayangnya, gaji selangit tak membuat para legislator Tanah Air bekerja profesional. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang terlibat dalam sejumlah kasus korupsi.
Sebut saja Ketua Komisi XI DPR, Emir Moeis . Politikus asal PDI Perjuangan ini harus menjadi tersangka kasus suap PLTU Tarahan, Lampung di KPK. Emir diduga telah menerima suap dari rekanan perusahaan PT Alstom sebesar USD 300 ribu. Akibatnya, politisi bertubuh gemuk ini harus mendekam di rumah tahanan KPK. Bukan hanya Emir satu-satunya politisi yang harus berurusan dengan lembaga anti korupsi. Sebelumnya juga ada nama Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga mantan anggota Komisi III DPR Muhammad Nazaruddin . Nazar terbukti terlibat melakukan korupsi dalam proyek pembangunan Wisma Atlet. Akibat kasus ini, Nazar pun divonis tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Ada juga rekan satu partai Nazar yakni, Mantan Anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh (Angie). Tidak tanggung-tanggung, janda almarhum Adjie Massaid ini terlibat dua kasus korupsi sekaligus. Yakni, korupsi pembangunan Wisma Atlet, Palembang dan korupsi di Kementerian Pendidikan Nasional. Akibat ulahnya, Angie harus mendekam di penjara selama empat tahun enam bulan dan denda Rp 250 juta. Kasus yang paling parah dan mencederai umat Islam di dunia yakni korupsi pengadaan proyek Alquran yang dilakukan oleh Politikus Partai Golkar Zulkarnaen Djabar . Mantan anggota Komisi VIII DPR ini dijatuhkan hukuman hingga 15 tahun penjara. Selain itu, Zulkarnaen juga wajib membayar denda atas perbuatannya sebesar Rp 300 juta. Apakah hanya mereka anggota DPR yang terlibat korupsi? Tentu saja tidak, masih ada mantan Politikus PAN Wa Ode Nurhayati yang juga harus berurusan dengan KPK karena menerima suap dalam kasus Dana Percepatan Infrastruktur Daerah (DPID). Yang teranyar adalah, kasus kuota impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden PKS yang juga anggota Komisi I DPR Luthfi Hasan Ishaaq . Padahal, jika dihitung jumlah perolehan gaji yang anggota DPR dapatkan setiap bulannya sangatlah besar ketimbang gaji pejabat publik lainnya. Bahkan, menurut data Ipsa dan IMF, gaji anggota parlemen Indonesia paling besar keempat atau 18 kali lipat gaji dari pendapat per kapita rata-rata penduduk Indonesia. Data yang dirilis Ipsa, gaji anggota DPR di Indonesia per tahun adalah USD 65.000. Dengan pendapatan per kapita dari data terakhir IMF yaitu USD 3.582, diketahui gaji anggota DPR di Indonesia adalah 18 kali pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Terlihat sangat tidak adil dan jika dengan gaji sebesar itu, anggota DPR masih saja mencari uang 'sampingan' dengan melakukan korupsi. Gaji sebesar Rp 46.100.000 per bulan seolah tak cukup memuaskan para legislator itu. Baca juga: Gaji DPR terbesar ke-4 di dunia tapi bermasalah, perlu dipotong?

Thursday, July 25, 2013

Pengukuhan pengurus DPP LVRI 2012 - 2017 dan peresmian Monumen NKRI

Pengukuhan Pengurus Legiun Veteran RI oleh Presiden RI sebanyak 44 orang Pengurus hasil Kongres Ke X untuk masa Bhakti 2012-2017. Yang terdiri dari DPP LVRI 29 orang dan 15 Orang Pengurus Dewan Pertimbangan Pusat LVRI (Watimpus) pada tanggal 22 Juli 2013 sekaligus menyaksikan peresmian Monumen NKRI bertempat di Mabes TNI Cilangkap.
Keterangan Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pelataran Monumen Dwikora seusai meresmikan Monumen Dwikora-Trikora di komplek Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/2). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Pengurus DPP LVRI hasil Kongres yang memilih kembali Letjen (Purn) Rais Abin sebagai Ketua Umum, Sekjen Marsda (Purn) FX. Soejitno sebagai Sekjen menggantikan Laksda (Purn) Wahyono (alm) yang meninggal pada tanggal 7 Februari 2013. Sedangkan, pengurus Wantimpus Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo sebagai ketua dan Marsda (Purn) Benny Soeparno menjabat sekretaris Wantimpus. Dalam kedua acara tersebut, hadir Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono beserta istri Herawati Boediono, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB II). Setelah acara pengukuhan dan peresmian Monumen NKRI acara dilanjutkan Buka Puasa Bersama yang juga dihadiri anggota LVRI dan pejuang kemerdekaan RI
TRANSKRIP SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERESMIAN MONUMEN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN NKRI MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA 22 JULI 2013
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara Wakil Presiden, Para Tamu Undangan dan para Sesepuh TNI dan Polri yang saya muliakan, Panglima TNI dan Kapolri beserta Jajaran TNI dan Polri yang saya cintai dan saya banggakan, Alhamdulillah, hari ini, seraya menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan ini, kita dapat hadir di temrpat ini untuk menghadiri satu acara yang penting, yaitu peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI. Kita telah mendengar apa yang telah disampaikan oleh Panglima TNI tadi, latar belakang, tujuan, dan pelaksanaan pembangunan monumen yang insya Allah akan segera kita resmikan pada sore hari ini. Hadirin sekalian yang saya hormati, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang, dan para pendahulunya. Sedangkan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami di masa lalu untuk kepentingan yang baik di masa depan. Oleh karena itu, kita terus membangun diri agar bangsa Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas. Kegiatan hari ini atau dibangunnya monumen ini adalah bagian dari upaya kita, upaya bersama agar bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas. Kita sering mendengar ucapan di antara kita bahwa seolah generasi muda kita kurang memahami sejarah, kurang memahami apa yang dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Kalau ini benar, mari kita telaah mengapa itu terjadi: apakah karena perubahan zaman dengan segala sistem nilai yang berlaku baik pada tingkat dunia maupun pada tingkat nasional, atau kita justru harus melakukan upaya yang lebih agar generasi muda, agar anak-anak kita benar-benar mengerti sejarah negerinya sendiri. Oleh karena itu, ada satu keperluan agar kita, melalui pendidikan dan berbagai upaya, benar-benar memastikan generasi bangsa apa pun selalu mengerti dan memahami sejarah bangsanya sendiri. Kita bisa menerbitkan buku-buku, kita bisa membuat film dokumentasi ataupun apa pun yang kira-kira mengarah kepada pencapaian tujuan itu. Saya berpendapat, pembangunan museum dan monumen dengan segala pengelolaannya, sebagaimana yang akan kita resmikan hari ini, juga patut kita letakkan agar generasi muda Indonesia masa kini dan masa depan benar-benar mengerti perjalanan bangsanya, termasuk sejarah perjuangan di dalam mempertahankan kemerdekaan itu. Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya muliakan, Kita ingat, ketika pada tanggal 20 Mei tahun 2002, Timor-Timur yang sekarang menjadi Timor Leste lepas dari bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada satu pemikiran: bagaimana kita mengenang perjuangan dan pengorbanan banyak prajurit yang waktu itu mengemban tugas di Timor-Timur. Itulah sebabnya pada waktu itu, era kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, kita berembuk—sebagian ada di sini, ikut hadir dalam acara ini—bagaimana kita bisa menghadirkan satu tempat di mana para keluarga prajurit yang gugur di Timor-Timur bisa datang, bisa melihat nama-nama yang disayanginya, yang telah mengorbankan jiwa dan raganya di Timor-Timur. Akhirnya, lahirlah gagasan untuk mendirikan Monumen Seroja yang sekarang berdiri megah di pelataran Cilangkap ini. Pada masa berikutnya lagi, ketika saya mengemban tugas sebagai Presiden, terpikir oleh kita semua waktu itu, mengapa tidak sekaligus kita bangun dua peristiwa bersejarah yang amat besar, yang kita kenal dengan perjuangan atau Operasi Trikora dan kemudian perjuangan dan Operasi Dwikora. Alhamdulillah, kedua monumen itu juga bisa dihadirkan di tempat ini. Yang terakhir, beberapa tahun yang lalu, kami berdiskusi kembali. Muncul gagasan, mengapa tidak kita lengkapi justru periode awal ketika negara ini diproklamasikan dan kemudian ketika kita berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan itu dari berbagai rongrongan dan ancaman. Maka, lahirlah ide ini, untuk mendirikan monumen yang juga paling penting untuk kita ingat bersama, yaitu sebenarnya episode perang kemerdekaan dan berbagai operasi militer untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang namanya tadi telah disampaikan oleh Panglima TNI, yaitu Monumen Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita berharap, Bapak-Ibu dan Hadirin sekalian yang saya muliakan, rakyat kita bisa kita undang untuk berkunjung ke tempat-tempat ini. Bahkan, barangkali bagi Panglima TNI, para Kepala Staf Angkatan, Kapolri juga bisa menghadirkan para siswa di jajarannya masing-masing juga untuk berkunjung ke tempat ini. Tentu bukan sekadar berkunjung, tapi bagian dari studi mereka. Bapak-Ibu, Hadirin yang saya muliakan, Ada satu hal yang ingin saya kedepankan pada kesempatan yang baik ini, yaitu korelasi antara politik dan militer. Kita tahu bahwa keputusan untuk perang adalah keputusan politik. Dalam Undang-Undang Dasar dan undang-undang yang berlaku, klausul itu sekarang makin dipertegas. Sedangkan berperang adalah misi dari sebuah angkatan bersenjata atau angkatan perang yang di Indonesia kita kenal sekarang Tentara Nasional Indonesia. Oleh karena itu, apa pun pertimbangan politik yang melatarbelakangi dan yang mendorong dilaksanakannya peperangan itu, bagi prajurit, bagi tentara yang mengemban tugas pertempuran itu, hakikatnya mereka adalah pahlawan. Dan tidak boleh disalahkan mereka-mereka yang berjuang dan berkorban itu oleh urusan politik yang melandasi dan mendorong dilaksanakannya peperangan itu. Tentu yang penting, sebagaimana yang berlaku secara universal, para prajurit yang mengemban tugas itu tentu tidak terlibat dalam kejahatan perang yang itu juga diatur di dalam ketentuan internasional dan ketentuan yang berlaku di negeri kita sendiri. Kalau kita memetik pelajaran dari semua peristiwa yang ada di pelataran Cilangkap ini, mulai dari monumen ini, Monumen Trikora, Monumen Dwikora, dan Monumen Seroja, maka juga ada keperluan untuk memastikan. Karena kedaulatan adalah harga mati, NKRI tidak bisa kita kompromikan, maka Indonesia memerlukan tentara yang kuat dan modern. Alhamdulillah, ketika perekonomian kita pada tahun-tahun terakhir ini tumbuh baik, anggaran negara juga meningkat, maka kita bisa mengalokasikan anggaran pertahanan lebih banyak lagi. Oleh karena itulah, lima tahun terakhir ini, kita lakukan modernisasi alutsista dan pembangunan kekuatan militer secara lebih signifikan agar, sekali lagi, tentara kita benar-benar menjadi tentara yang kuat dan modern, yang bisa mengemban tugas yang telah diamanatkan oleh konstitusi kita dan oleh bangsa dan negara kita. Bapak-Ibu, Hadirin sekalian yang saya muliakan, Saya tidak ingin menjelaskan apa saja yang ada dalam monumen ini karena Pangllima TNI sudah menjelaskan dan nanti, ketika kita meninjau monumen ini, saya yakin akan dipandu penjelasan dari palagan demi palagan, adegan demi adegan. Oleh karena itu, saya akan akhiri sambutan saya ini dengan mengatakan bahwa, demi penghormatan, penghargaan, dan ucapan terima kasih kepada para pahlawan dan pejuang bangsa, baik yang telah dipanggil oleh Tuhan Yang Mahakuasa maupun yang masih bersama-sama kita sekarang ini, demi terpeliharanya jiwa dan semangat kepejuangan di negeri tercinta ini, dan demi pembelajaran yang dapat kita petik dalam upaya meningkatkan pertahanan dan keamanan negara di masa kini dan masa depan, maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI dengan resmi saya nyatakan dimulai penggunaannya. Sekian. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. ***** Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Disajikan kembali oleh : MEKOBAS

Saturday, July 20, 2013

Gubernur Papua: Kita Tidak Butuh Merdeka, hanya Ingin Sejahtera

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews Lanny Jaya, - Di tengah ribuan warga dalam pencanangan kota mandiri di Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Gubernur Papua Lukas Enembe berteriak lantang: Papua tidak butuh merdeka, hanya ingin sejahtera. Tepuk tangan membahana. Lukas memberikan sambutan di lapangan berlumpur di Tiom, di hadapan warga Tiom, Lanny Jaya dan Mendikbud serta Menkes, Sabtu (20/7/2013). Hadir pula Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Wanggai.
"Akan terjadi perubahan besar-besaran di Papua. 80 persen dana Otsus akan saya distribusikan ke kabupaten dan kota. Gubernur tidak mengurus proyek," janji Lukas yang mengenakan safari warna abu-abu ini. Lukas yang dilantik sebagai gubernur April lalu berharap dengan dicanangkannya Tiom sebagai kota mandiri, pembangunan di Lanny Jaya bisa berkembang lebih cepat. Kemajuan serupa juga diharapkan terjadi di daerah lain. "Kami siap bangkit, saya setuju itu," katanya mengutip tulisan di baliho yang dipasang di lokasi acara. Acara pencanangan kota mandiri Tiom dihadiri ribuan warga. Sepanjang jalan dari bandara ke lokasi yang berjarak 300-an meter dijejali siswa-siswi PAUD hingga SMA. Mereka membawa poster berisi ucapan selamat dan bendera merah putih. Tiom merupakan ibukota kabupaten Lanny Jaya. Posisinya berada di tengah perbukitan. Juga di tengah-tengah Papua. Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalon berharap Tiom menjadi kawasan alternatif kemajuan Papua. Ia menargetkan pada 2016, program pendidikan dasar tuntas. Ditandai dengan berdirinya 143 PAUD, 60 SD, 23 SMP dan 5 SMA serta 1 rumah sakit.

Friday, July 12, 2013

Proposal Dialog Kebangsaan

REVITALISASI KONSTRUKSI KEBANGSAAN I. LATAR BELAKANG Indonesia telah merdeka 67 tahun yang lalu. Banyak capaian yang telah diraih, namun masih banyak lagi yang perlu diupayakan untuk membawa bangsa dan negara ini lebih maju dan sejahtera. Pada era antara tahun 1980 – 1990, Indonesia mendapat julukan sebagai salah satu Macan Asia karena pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan, keamanan sangat kondusif dan kegiatan investasi sangat signifikan. Saat ini Indonesia juga mengalami kemajuan pesat terutama pasca reformasi dimana Indonesia kini menjadi negara demokrasi tersebar ketiga di dunia. Namun cukupkah dengan semua itu ? Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, para pejuang bangsa telah mengorbankan jiwa dan raga mereka dengan cita-cita luhur tanpa pamrih mengharapkan bangsa dan rakyat negara ini berdiri tegak maju dan sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Dengan berbagai fenomena yang menimpa bangsa dewasa ini tentunya pasti ada sesuatu yang sedang mengalami ancaman. Akankah bangunan Indonesia dibiarkan terus terancam ? Sebagai wadah berhimpun Anak dan Keturunan Veteran Republik Indonesia, Pemuda Panca Marga merasa tergerak untuk menginisiasi suatu forum ilmiah dalam rangka menggali serta merumuskan berbagai pemikiran anak bangsa dari berbagai komponen, sebagai pengejawantahan dari rasa tanggungjawab tersebut. Dalam kerangka tersebut, dialog ini diharapkan dapat menginisiasi langkah-langkah konkrit sebagai upaya merevitalisasi konstruksi kebangsaan kita, sehingga pada tahun 2025 Indonesia dapat mengoptimalkan momentum bonus demografi yang dimiliki, serta pada akhirnya di tahun 2030 nanti Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia. Baca selanjutnya .....

Thursday, July 11, 2013

MK: Alex Noerdin Beli Motor Dinas Rp 17,5 M Jelang Pilkada

Andi Saputra - detikNews Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pilkada ulang Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) 2013-2018. Hal ini karena kemenangan Alex Noerdin-Ishak Mekki diraih dengan kecurangan yang sistematis dan masif.
Alex yang juga gubernur incumbent memanfaatkan dana APBD 2013 sebesar Rp 17,5 miliar untuk pembelian 1.500 unit sepeda motor roda dua kendaraan operasional petugas pembantu pencatat nikah (P3N) di Sumsel. "Fakta persidangan mengungkapkan bahwa motor tersebut digunakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kota Palembang dan Kota Prabumulih," kata ketua majelis hakim Akil Mochtar, membacakan putusan di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013). MK dalam putusannya tidak menemukan bukti lain yang membuktikan pemberian dana hibah dan bantuan sosial tersebut benar-benar diberikan secara wajar, selektif, transparan, obyektif dapat dipertanggungjawabkan. MK juga meyakini telah terjadi pemanfaatan dana APBD oleh Pihak Terkait sebagai gubernur incumbent di beberapa tempat secara meluas dalam bentuk pemberian hibah dan bantuan sosial berupa sepeda motor dan sembako yang pelaksanaannya sangat berdekatan dengan hari pelaksanaan Pemilukada. "Sehingga secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi pilihan para pemilih dan secara khusus menguntungkan Pihak Terkait," ucap Akil. Pilkada yang digelar pada 6 Juni 2013 ini diperoleh suara untuk calon Eddy-Anisja memeperoleh 695.667 suara, Iskandar-Hafif sebanyak 400.321 suara, Herman-Linda sebanyak 1.258.240 dan Alex-Ishak sebanyak 1.405.510. Namun atas kampanye curang tersebut, MK memerintahkan pilkada ulang di: 1. Seluruh TPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 2. Seluruh TPS di Kabupaten Ogan Komering Ulu 3. Seluruh TPS di Kota Palembang 4. Seluruh TPS di Kota Prabumulih 5. Seluruh TPS di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan "Pelanggaran tersebut telah menunjukkan adanya perencanaan yang dilakukan secara terstruktur, sistematis secara signifikan mempengaruhi perolehan suara masing-masing pasangan calon," pungkas MK.

Sunday, July 07, 2013

Asean Veteran Youth Dialogue Toward Asean Economic Community 2015

Proposal DIALOG GENERASI MUDA VETERAN ASEAN MENUJU MASYARAKAT ASEAN 2015 LATAR BELAKANG Berbagai permasalahan masih mengemuka menghadapi pemberlakuan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community) tahun 2015. Permasalahan tersebut diantaranya; kesenjangan pembangunan dan ketimpangan GNP perkapita diantara sesama negara anggota ASEAN, permasalahan sosial yang terkait dengan perdagangan manusia, perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang, penyediaan lapangan kerja dan pengentasan masalah kemiskinan dan pengangguran, masalah ketahanan pangan, ketahanan energi, serta pengelolaan dan ketahanan lingkungan hidup. Termasuk juga diantaranya sosialisasi tentang Masyarakat ASEAN itu sendiri sehingga diketahui dan dipahami oleh seluruh elemen masyarakat berbagai tingkatan di masing-masing negara anggota ASEAN. Berbagai permasalahan tersebut seyogianya bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah di masing-masing negara anggota ASEAN saja, tetapi juga menjadi bahan pemikiran, renungan dan telahan serta tanggungjawab seluruh elemen masyarakat, termasuk Generasi Muda Veteran ASEAN. Sebagai pewaris Semangat Juang Kepahlawanan dan Tradisi Sebagai Patriot, mendorong keterusikan Pemuda Panca Marga (PPM) sebagai organisasi wadah berhimpun putera/puteri dan keturunan Veteran Republik Indonesia, berinisiasi untuk melaksanakan suatu Dialog Generasi Muda Veteran ASEAN. Dialog ini sebagai wahana untuk saling kenal dan memahami, brainstorming, tukar-menukar informasi serta diskusi untuk melahirkan berbagai gagasan dan pemikiran yang inovatif dan startegis dalam rangka ikut berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan Indonesia dan juga ASEAN menuju ASEAN Community tahun 2015. Menjelang diberlakukannya ASEAN Community tahun 2015, PPM berharap dapat berpartisipasi untuk memberikan kontribusi pemikiran maupun mengkonsolidasikan berbagai pemikiran inovatif dan strategis dari generasi muda Veteran yang ada di Negara-negara anggota ASEAN. Seluruh generasi muda veteran ASEAN diharapkan dapat berkontribusi baik terhadap persiapan dan kesiapan internal di negaranya masing-masing, maupun dengan sesama negara Anggota ASEAN. TUJUAN 1. Memfasilitasi suatu forum sebagai bentuk partisipasi dan keikutsertaan secara nyata Pemuda Panca Marga sebagai wahana untuk sosialisasi informasi terkait berbagai kebijakan sehubungan pemberlakuan ASEAN Community 2015 2. Membangun kesepahaman dan keharmonisan diantara sesama generasi muda ASEAN, khususnya generasi muda Veteran ASEAN. 3. Menggali berbagai pemikiran dan gagasan yang bermuara bagi penguatan persiapan pemberlakuan ASEAN Community 2015 4. Membangun serta menguatkan jejaring antar sesama Generasi Muda Veteran ASEAN dalam konteks penguatan Komunitas ASEAN 5. Melahirkan berbagai rekomendasi strategis dalam kerangka penguatan pemberlakuan ASEAN Community 2015 maupun Ketahanan dan Kemajuan bersama bangsa dan negara anggota ASEAN. TEMA DIALOG UNDERSTANDING and HARMONIZING of THE SOUTHEAST ASIA NATION’S for ASEAN COMMUNITY 2015 BENTUK KEGIATAN 1. Kunjungan Ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta 2. Pagelaran Seni Budaya 3. Paparan Pembicara Kunci (Keynote Speaker) 4. Kuliah Tamu 5. Diskusi 6. Pameran 7. Business Gathering 8. Rembug Pembentukan Komunitas Generasi Muda Veteran ASEAN Dialog dilaksanakan selama empat hari: Hari Pertama: Kunjungan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Tampilan Seni Budaya, Wellcome Speech oleh Sekjen ASEAN dan Acara Seremonial Pembukaan (dibuka secara resmi oleh Presiden RI) dilanjutkan dengan Acara Ramah Tamah. Hari Kedua: Dialog berbagai permasalahan yang terkait dengan persiapan dan kesiapan seluruh negara anggota ASEAN dari Perspektif Generasi Muda Veteran masing-masing negara anggota ASEAN menghadapi Pembentukan Komunitas ASEAN tahun 2015. Hari Ketiga dan Keempat: Pelaksanaan Business Gathering yaitu forum dialog dalam bentuk rountable discussion tentang peluang-peluang bisnis yang dapat dikembangkan diantara sesama generasi muda Veteran ASEAN. Dialog pada hari ketiga dan keempat ini diharapkan dapat digagas pembentukan Komunitas Generasi Muda Veteran ASEAN. Selang pelaksanaan dialog selama empat hari tersebut juga dilaksanakan pameran dengan boots yang menampilkan hasil kreasi maupun produk dari keluarga besar Veteran RI, maupun dari keluarga besar Veteran negara anggota ASEAN yang lain. MATERI DIALOG 1. Bagaimana mengatasi kesenjangan pembangunan dan ketimpangan GNP perkapita antar sesama negara ASEAN yang dapat berdampak kepada kesenjangan sosial antar negara. 2. Bagaimana mendorong distribusi pendapatan dari sesama negara anggota ASEAN yang memilki GNP perkapita besar kepada negara dengan GNP perkapita kecil. 3. Bagaimana mendorong kelancaran arus distribusi barang dan jasa dari sesama negara anggota ASEAN untuk membangkitkan percepatan pembangunan infrastruktur sebagai basis pertumbuhan ekonomi masing-masing negara 4. Bagaimana mendorong pencepatan pembangunan infrastruktur di antara sesama negara anggota ASEAN melalui suatu skim pendanaan bersama 5. Bagaimana mendorong percepatan pembangunan kualitas SDM dalam memperkecil ketimpangan SDM berkualitas diantara sesama negara anggota ASEAN 6. Bagaimana memperkuat regulasi bersama dalam bentuk pengembangan sistem, modul dan manajemen implementasi dan pengawasan untuk menjaga kualitas dan ketahanan lingkungan hidup. 7. Mempertajam langkah-langkah menuju target pemberlakuan Masyarakat ASEAN tahun 2015. WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari yaitu tanggal 13 sampai dengan 16 November 2013 TEMPAT Dialog Generasi Muda Veteran ASEAN selama empat hari tersebut akan berlangsung di dua tempat yaitu: 1. Kunjungan ke Taman Makam Pahlawan, upacara pembukaan, tampilan seni budaya, kuliah pembicara kunci dan kuliah tamu, serta diskusi dan dialog yang berlangsung pada tanggal 13 dan 14 November 2013 akan dilaksanakan di JAKARTA. 2. Business Gathering dan rangkaian kegiatannya serta upacara penutupan yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 November 2013 akan berlangsung di Kendari dan Destinasi Wisata WAKATOBI, Provinsi Sulawesi Tenggara. PESERTA Peserta dialog terdiri dari: 1. Unsur DPP LVRI= 10 orang 2. Unsur VECONAC= 10 orang 3. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran ASEAN dari 10 negara anggota ASEAN, masing-masing terdiri dari 10 orang setiap Negara(= 100 orang) , meliputi: a. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia b. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Liga Veteran Singapura c. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Veteran Perang Thailand d. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Asosiasi Veteran Vietnam e. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Federasi Veteran Laos f. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Veteran Perang Myanmar g. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Eks Tentara Brunei Darussalam h. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Asosiasi Veteran Kamboja i. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Asosiasi Veteran Malaysia j. Generasi Muda Anak/Keturunan Veteran dari organisasi Federasi Veteran Filipina 4. Utusan Pengurus Pusat PPM = 13 orang 5. Ketua Mada PPM seluruh Indonesia = 33 orang 6. Unsur Ketua Umum OKP Tingkat Nasional = 25 orang 7. Unsur Pengusaha Muda = 20 orang 8. Unsur Pengusaha Himpunan Pengusaha Veteran Indonesia = 29 orang 9. Unsur Perguruan Tinggi = 10 orang 10. Unsur Pimpinan LSM Nasional = 10 orang 11. Unsur Panitia dan Pendukung lainnya = 40 orang Jumlah seluruh peserta = 300 orang. BAHASA Bahasa resmi yang akan dipergunakan selama dialog ini adalah bahasa Inggris dan bahasa Indonesia/Melayu SKENARIO ACARA A. Dialog ini direncanakan akan dibuka oleh Presiden RI dan ditutup oleh Presiden Veconac. Sekjen ASEAN diharapkan akan menyampaikan Wellcome Speech. B. Pembicara dan Nara Sumber yang diberikan kesempatan untuk mempresentasikan makalah maupun dialog terdiri dari: 1. Ketua Umum DPP LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) 2. President VECONAC (Organisasi Veteran ASEAN) 3. Menteri Koordinator Perekonomian RI 4. Menteri Luar Negeri RI 5. Menteri BUMN 6. Menteri Perdagangan RI 7. Menteri Pemuda dan Olah Raga RI 8. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 9. Menteri Kelautan dan Perikanan RI 10. Akademisi/Intelektual dari Negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja selaku Ketua ASEAN) 11. Wakil dari PPM 12. Wakil dari Masing-masing Perwakilan Generasi Muda Veteran Negara Anggota ASEAN C. Untuk keperluan sosialisasi dan publikasi, dukungan keikutsertaan serta partisipasi dan bantuan berbagai pihak untuk kesuksesan kegiatan ini, Pimpinan Pusat PPM akan membuat website khusus dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Disamping website, juga akan diusahakan rekomendasi dukungan dari Ketua Umum DPP LVRI, President VECONAC, dan Sekjen ASEAN, serta dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian terkait, dan dukungan dari Seluruh Keluarga Besar Pemuda Panca Marga. D. Untuk eksekusi kegiatan di lapangan Pimpinan Pusat PPM akan menunjuk kepanitiaan secara khusus untuk itu. Panitia penyelenggara terdiri dari Panitia Nasional, berkedudukan di Jakarta serta Panitia Daerah, berkedudukan di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. JADWAL WAKTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Tahapan pelaksanaan kegiatan ini telah dilakukan mulai tahun 2012 melalui sosialisasi kepada Pengurus Pimpinan Daerah PPM, serta konsolidasi penyiapan Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference), dan lain-lain. PENUTUP Demikian Proposal rencana kegiatan Dialog Generasi Muda Veteran Asean ini dibuat sebagai informasi rinci mengenai kegiatan tersebut. Semoga event yang sangat penting ini dapat diwujudkan sesuai harapan dan rencana yang telah dibuat. Dukungan semua pihak sangat kami harapkan untuk tujuan yang mulia ini. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PANCA MARGA KETUA UMUM H. LULUNG, AL, SH SEKRETARIS IR. ISHAK TAN, MSi, PhD JENDERAL

Kisah gerilya Letkol Kawilarang dan harimau Sumatera

Reporter : Ramadhian Fadillah Minggu, 7 Juli 2013 MERDEKA.COM Lima pencari kayu alim (biasanya digunakan untuk bahan minyak wangi), dari Desa Simpang Kiri, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang terjebak di atas pohon karena
dikepung lima ekor Harimau di pedalaman hutan Leuser. Sementara satu orang lagi tewas diterkam. Rupanya harimau itu marah karena anaknya dibunuh salah satu pencari kayu. Kawasan Bukit Barisan dan Gunung Leuser dikenal sebagai habitat Harimau Sumatera. Ada kisah menarik saat Gerilya mempertahankan kemerdekaan dulu. Saat itu November 1948, Letkol Alex Kawilarang ditunjuk menjadi Komandan Sub Teritorial VII Tapanuli dan Sumatera Timur. Menjadi Komandan di Sumatera hal baru baginya, saat agresi militer Belanda I tahun 1947, Kawilarang bertugas di Kawasan Bogor dan Sukabumi. Masalah di Sumatera bukan hanya ancaman serangan Belanda. Perang saudara antara sesama prajurit lokal juga terjadi. Sampai-sampai TNI kekurangan peluru karena sesama pasukannya saling gempur. Benar saja, Belanda menggelar agresi militer ke II. Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan langsung jatuh tanggal 19 Desember 1948. Empat hari kemudian pasukan Belanda mendarat di Sumatera lewat Balige dan Danau Toba. Kawilarang meminta semua prajurit TNI berhenti bertikai. Kini mereka menghadapi musuh bersama yaitu Belanda. Kawilarang masuk hutan dia mengecek semua sektor yang ada di bawahnya hingga masuk ke Aceh. Perjalanannya berat, keluar masuk hutan, meniti pegunungan bukit barisan. Seringkali rombongannya yang hanya beberapa orang ditembaki Belanda. Untungnya Kawilarang selalu bisa lolos. Salah satu pengalaman Kawilarang yang paling menegangkan adalah bertemu Harimau di belantara Sumatera. Saat itu Kawilarang hendak menuju Sidikalang. Tahunya daerah itu sudah dikuasai Belanda. Dia pun kembali masuk hutan. "Kira-kira tengah malam, tidak jauh dari Sidikalang, tiba-tiba penunjuk jalan yang ada di depan saya berhenti. Ada apa pula? Ternyata di tengah jalan, dengan jarak cuma tiga meter dari kami, dua titik memencar. Macan!" kata Kawilarang dalam biografi Untuk Sang Merah Putih yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan. Semua menahan napas. Untunglah setengah menit kemudian binatang itu melompat ke pinggir. Semuanya bersyukur. Perjalanan bisa dilanjutkan. Jika terpaksa menembak tentu akan kedengaran Belanda dan akibatnya lebih fatal. Bertemu Harimau di hutan memang menakutkan. Namun ada lagi yang saat itu lebih menakutkan rakyat Sumatera di saat peperangan. Di daerah itu gentayangan 'Barisan Harimau Liar'. Mereka adalah kelompok perampok yang mengincar para pengungsi. "Perampasan, perampokan, pembunuhan kerap terjadi dan umumnya dilakukan oleh kelompok ini," kata Kawilarang. Kawilarang menebar pasukan di pinggir jalan raya Tarutung-Sibolga. Mereka menyerang konvoi Belanda yang lewat sana. Cara itu cukup efektif, Belanda sampai menjulukinya doden weg atau jalan maut. Baru tanggal 15 Agustus akhirnya Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat gencatan senjata. Kawilarang menceritakan moril TNI dan rakyat sebenarnya masih tinggi untuk terus gerilya. Hanya peluru yang sudah sangat kurang. Tapi tentara harus patuh para kebijakan pemerintah. Tembak menembak di seluruh Sumatera dihentikan total. Tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, termasuk seluruh Sumatera. [ian]

Wednesday, July 03, 2013

Djoko Santoso: Nasionalisme Kita Sudah Saatnya Di-upgrade

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bahri Kurniawan TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso menjadi pembicara dalam Seminar Nasional "Nasionalisme Kultural" di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2013).
Dalam pengantarnya, pensiunan Jenderal bintang empat itu menyoroti kondisi bangsa saat ini dalam era globalisasi dimana perlunya dilakukan penguatan nilai-nilai nasionalisme untuk tetap menjaga identitas dan budaya bangsa dari pengaruh luar. Ia menyebut dibutuhkan nilai-nilai nasionalisme yang dapat membangkitkan kebanggaan akan Indonesia sebagai suatu bangsa. "Saat ini jiwa nasionalisme kita sudah saatnya di-upgrade, semangat merah-putih sudah buram, jiwa kita sudah mulai rapuh. Sehingga kita tak bisa lagi menepuk dada, inilah Indonesiaku, inilah merahputihku," ujarnya. Djoko juga mengatakan sistem yang saat ini berjalan di Indonesia belum mencerminkan adanya nasionalisme sehingga tujuan utama terciptanya kesejahteraan rakyat belum bisa diwujudkan. Fakta yang ada menunjukan bagaimana sistem yang ada tidak menunjukan esensi utama dari nasionalisme yaitu keberpihakan kepada rakyat. Ia mencontohkan bagaimana penambang bekerja keras berhari-hari tetapi hanya memperoleh butiran-butiran yang nilainya tak seberapa, sementara investor-investor asing dapat memperoleh hasil yang melimpah. "Apakah sistem kita masih mendekati Pasal 33 UUD '45 atau tidak? Apakah sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya masih digunakan untuk kepentingan negara dan rakyatnya? Nasionalisme kultural sangat penting untuk memperkaya kultur kita dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan demi mewujudkan kesejahteraan kita bersama," tandasnya.