### Hal seiring Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan Letnan Jenderal TNI (purn) Rais Abin dan Mayor Jenderal TNI (purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang mengajukan uji materi atau judicial review terhadap Pasal 33 ayat 6 UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. ######SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KEMBALI BUNG ABRAHAM LUNGGANA ,SH,MH UNTUK MASA JABATAN 2016-2020 HASIL MUNAS IX PEMUDA PANCA MARGA TANGGAL 7-9 AGUSTUS 2016 ####

Sunday, December 30, 2012

Ibnu Sutowo dari Dokter, Tentara Hingga Jadi Bos Pertamina

Rista Rama Dhany - detikfinance 
 Jakarta - Pada masa Orde Baru, siapa yang tidak kenal dengan sosok Ibnu Sutowo, namanya begitu angker dan hebat waktu itu. Ibnu dianggap pelit bicara dan menjadi tokoh sentral dalam perjalanan PT Pertamina (Persero).

"Dalam bedah buku Ibnu Sutowo "Saatnya Saya Bercerita" kita mengenal kembali siapa beliau, jasa-jasanya yang besar dan bisa memberi semangat kepada kita semua, dengan motto hidup Pak Ibnu yang terkenang "belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar," kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir, dikutip Minggu (30/12/2012).

Dalam buku Ibnu Sutowo, yang berjudul "Saatnya Saya Bercerita", Ibnu lahir tahun 1914, anak dari seorang Wadena (Bupati) di Grobogan, Jawa Tengah. Ia termasuk golongan Priyai berlatar belakang feodal.
Latar belakang pendidikannya, masuk sekolah dasar Belanda Europeans Lagere School (ELS) dan lulus lalu masuk sekolah NIAS (Nederlans Indische Artsen School) di Surabaya. Saat berusia 26 tahun lulus ujian dan menjajdi seorang dokter yang ditempatkan di daerah transmigrasi orang Jawa di Belitang, Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Sebagai dokter ia mendapat tugas mengatasi penyakit malaria di daerah tersebut.

Ketika proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Ibnu ikut terlibat dalam ketentaraan, dimulai dari Jawatan Kesehatan tentara, sampai diangkat sebagai Kepala staf Sub Komando Sumatera Selatan, hingga diangkat sebagai Asistan IV KSAD Kool. A.H Nasution. Ia ditugaskan untuk mengelola minyak nasional yakni Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU).

Ibnu yang dahulunya dokter, kemudian tentara lalu menjadi seorang Kolonel Perminyakan. Dalam usia 43 tahun pada akhir 1957 Ibnu diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan Tambang Minyak RI (PTMRI) di Pangkalan Brandan yang kemudian menjadi PT Pertamina Minyak Nasional.
Disinilah, Ibnu begitu dekat dengan dunia politik, langsung berhubungan dengan Presiden Soeharto dan para menteri-menteri di zaman Orde Lama.

Dekat dengan kekuasaan, Ibnu mendapat berbagai tudingan termasuk korupsi terbesar dalam sejarah PT Pertamina dan hingga akhirnya 'dilengserkan' dari Dirut Pertamina oleh Presiden Soeharto pada waktu itu.


(rrd/hen)
Baca Juga :
 Di Bawah Ibnu Sutowo, Pertamina Sempat Dianggap 'Negara dalam Negara'

No comments:

Post a Comment