Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) RyamizardRyacudu mengatakan, Pancasila seharusnya menjadi karakter negara yangterekspresi pada tiga wilayah kekuasaan yakni eksekutif, legislatif,dan yudikatif.

"Karakter Pancasila itu menjadi lebih sempurnajika didukung oleh moral penyelenggara negara maupun warga negaranyayang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," kata Ryamizard Ryacudu padadiskusi "Membangun Kesadaran Pancasila di Kalangan Kaum Muda" di GedungMPR/DPR/DPD , Jakarta, Kamis.

Diskusi yang diselenggarakan Fraksi PDI Perjuangan MPR ini menampilkanpembicara lainnya yakni pengamat politik dari Sugeng Sarjadi Syndicate,Sukardi Rinakit.

Ryamizard menegaskan, Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang harus mengatur moral dan sikap negara.

"Jadi, yang primer adalah Pancasila harus tercermin dalam karakternegara. Karena itu, segala upaya yang terkait dengan pengamalanPancasila harus terfokus pada upaya membenahi kembali karakter negara,"katanya.

Sementara itu, pengamat politik dari Sugeng Sarjadi Syndicate, SukardiRinakit menilai, bangsa Indonesia sesungguhnya gagal memahami Pancasilasebagai ideologi negara.

Selama ini, kata dia, bangsa Indonesia memposisikan Pancasila sebagaisesuatu yang berbahaya, terancam, dan hanya sebagai slogan.

Padahal, kata dia, Pancasila sebagai ideologi negara merupakan cita-cita cita-cita dari pendiri negara Indonesia.

"Kalau Pancasila hanya menjadi slogan, berarti kita gagal memahami Pancasila sebagai ideologi," kata Sukardi Rinakit.

Demikian pula dalam tataran praktis, kata dia, Pancasila belum diterapkan secara layak dan lebih cenderung sebagai korban.

Contohnya konkret gagalnya Pancasila sebagai ideologi negara, menurutdia, yakni tumbuhnya radikalisme serta seringnya muncul kekerasan ditengah masyarakat.

Ia menambahkan, para elite politik juga banyak yang belum memahamibahwa berpolitik itu adalah bagian dari bernegara yang berarti mematuhiamanah konstitusi.

Dalam konteks ini, kata dia, penyelenggara negara seharusnya melindungiwarga negaranya agar tidak terjadi aksi kekerasan dan radikalisme.

"Tanpa kita sadari nilai-nilai Pancasila sudah bergeser di tengahbangsa Indonesia dengan tumbuhnya praktik liberalisasi," katanya.

Jika bangsa Indonesia memahami Pancasila, kata dia, seharusnya bisameredam gerakan liberalisasi yang saat ini mengarah kepadaneo-liberalisme.

(T.R024/A011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011